Sekilas Tradisi Toktok di Pulau Masalembu
Rusdi Umar
Silaturrahmi dapat dilakukan kapan dan dimana saja. Ada kalanya, hubungan sosial dilakukan dalam jumlah yang tidak banyak, ada kalanya juga dilakukan dengan jumlah yang sangat banyak, bahkan tanpa adanya pemberitahuan maupun undangan. Dalam ajang tradisi Toktok tidak perlu adanya undangan. Mereka yang punya kepentingan (mengadu sapi, Toktok), ataupun yang hanya ingin menonton saja jalannya kompetisi dapat datang langsung tanpa harus diundang, juga tanpa adanya batasan usia.
Pertemuan yang tidak disangka kerap kali melahirkan sesuatu nilai positif yang tidak terduga. Bisa saja kita tiba-tiba bertemu dengan teman lama, bercengkerama hingga membangun hubungan yang lebih intens. Atau kita tiba-tiba berkenalan dengan seseorang yang sebelumnya tidak pernah kita kenal. Keakraban ini membentuk sebuah ikatan persaudaraan untuk menciptakan kondisi sosial yang membawa keberkahan (keuntungan). Sebuah pertemuan yang tidak ada perencanaan juga dapat menjadi hubungan silaturrahmi yang membawa nilai positif.
Peluang Pengembangan Ekonpmi Masyarakat
Sudah jelas bahwa di dalam pelaksanaan tradisi Toktok membawa lelaku ekonomi yang semakin membaik. Ketika ada tempat yang ramai, biasanya para pelaku pasar, pedagang (terutama penjual makanan) berbondong-bondong mendatangi tempat tersebut. Dengan adanya Toktok pedagang diuntungkan, orang-orang yang datang juga dimudahkan untuk membeli camilan tanpa harus pergi ke tempat yang lebih jauh. Dalam hal ini terjalin simbiosis mutualisme, saling memberikan keuntungan untuk masing-masing pihak.
Di samping itu, budaya Toktok juga dijadikan sebagai ajang pamer sapi yang berkualitas. Karena sapi yang menang dalam aduan ini akan mendapat nilai lebih, juga harga yang lebih. Oleh karena itu, maka ajang Toktok mengangkat harga sapi lebih baik dan nilai harga yang lebih kompetitif. Meskipun kondisi ini dalam wilayah lokal, tetapi tidak menutup kesempatan untuk tetap bersaing ke tempat yang lebih luas.
Olahraga dan Kesenangan Masyarakat
Toktok juga menciptakan kegiatan fisik tanpa disengaja. Artinya, ketika pelaku Toktok sedang beraksi, di dalamnya ada kegiatan fisik, seperti lari, sorak-sorai, melompat dan meloncat, dan lain sebagainya. Jadi, budaya ini telah membangun tradisi olah raga yang menyertakan berbagai aspek. Sapi, pemilik sapi, orang-orang di sekitarnya juga tanpa disengaja telah melakukan aktifitas fisik yang membuat tubuh mereka sehat.
Olah raga itu penting. Olah fisik juga bagian dari menjaga kebugaran. Jika di dalam tradisi Toktok ini terdapat olah raga, tidak menjadi heran jika pelakunya selalu dalam kondisi prima. Fit dan fresh untuk melakukan aktifitas keseharian karena telah dibiasakan dengan olah tubuh pada saat adu sapi. (bersambung)
Tulisan bersambung:
- Toktok, Aduan Sapi Ala Masalembu
- Tradisi Toktok Sebagai Ajang Silaturrahmi Warga
- Pelaksanaan Toktok Sering Terjadi Perselisihan