Sejarah juga mencatat dua kerajaan besar yang pernah ada di nusantara, yakni kerajaan Sriwijaya dan Majapahit mempunyai armada laut yang sangat kuat. Sehingga tidaklah mengherankan, Majapahit dibawah pimpinan raja Hayam Wuruk dan patih Gajah Mada mampu melebarkan sayap kekuasannya melampau wilayah NKRI. Kedua kerajaan tersebut menorehkan tinta emas sejarah, karena kekuatan armada lautnya.
Berbicara potensi kelautan ternyata wilayah pulau Madura mempunyai kekayaan yang sangat besar. Begitu pula dengan tenaga-tenaga terampil, tangguh, ulet, piawai dan pemberani. Ini dapat dibuktikan dengan keperkasaan pelaut-pelaut Madura (dari pulau Ra’as) ketika menaklukkan gelombang sampai menginjakkan kakinya di benua Australia, ataupun di Venezuela (Amerika Latin). Bahkan kepiawaian membuat perahu telah ditunjukkan oleh pelaut dari Kangean, yang membuat replica perahu abad ke-8 di candi Borobudur. Dan perahu tersebut mengadakan pelayaran sesuai rute abad 8, menelusuri kembali jejak-jejak keperkasaan pelaut tempo dulu. Sukses besar di raih, karena perahu tersebut mampu mengarungi lautan luas dengan menggunakan perahu tradisional.
Kepiawaian pelaut Madura yang mengikuti pelayaran dengan perahu abad 8 sampai ke Madagaskar, membelah samudera Hindia tanpa menggunakan peralatan modern patut diancungi jempol. Dalam pelayaran tersebut, para awak kapal juga berasal dari berbagai negara (pelaut dari Kangean 3 awak). Ketika menghadapi gelombang yang sangat besar, pelaut dari negara lain menyerahkan semua kendali kepada pelaut asal Kangean Madura. Berkat pengalamannya yang sangat banyak ketika berhadapan dengan gelombang, pelaut-pelaut Kangean mampu mengendalikan laju perahu diantara hempasan gelombang. Pelaut tradisional ternyata lebih mampu berbicara dengan bahasa buana. Karena alam telah menjadi bagian hidup yang tak terpisahkan, digeluti sepenuh hati dan jiwa serta penuh kesadaran utuh.
Abantal Omba’ Asapo’ Angin.
Berbicara tentang laut dan pantai, ternyata garis pantai yang mengelilingi wilayah Madura merupakan garis pantai yang paling panjang apabila dibandingkan dengan wilayah pulau Jawa. Hal itu disebabkan oleh banyaknya pulau (sekitar 78 pulau) dan yang ber-penghuni (lebih kurang 50 pulau). Tentu saja bukan hanya garis pantainya saja yang paling panjang, tetapi juga potensi yang ada di sekitar pantai dan dalam lautan. Potensi terbesar bukan hanya pada hasil laut, tapi juga pada garis memanjang sepanjang pantai. Subhanallah ! Alangkah beruntung penduduk pulau Madura yang dianugerahi kekayaan alam tiada terkira.
Namun sangat disayangkan potensi terbesar tersebut belum dieksploitasi secara maksimal. Masyarakat pesisir (nelayan) masih banyak yang kehidupannya berada pada garis kemiskinan, hal tersebut disebabkan para nelayan tetap berkutat dengan sistem tradisional yang mereka miliki secara turun menurun. Para nelayan belum mampu memanfaatkan teknologi terbaru dari kemajuan IPTEK. Hal itu disebabkan kualitas sumber daya manusia para nelayan (tingkat pendidikan) masih sangat rendah. Akibat dari rendahnya kualitas sumber daya manusia menyebabkan potensi-potensi yang ada di lautan belum bisa dieksploitasi secara optimal dan maksimal. Salah satu contoh adalah, pada musim panen ikan setelah proses pasca penangkapan harga ikan akan jatuh karena busuk (diungkapkan oleh Sunarto Widodo, Ketua Paguyuban Nelayan Jawa Timur, Kompas).