Adat Robo’an Digunakan Menangkal Konflik

Tata cara penyelenggaraan upacara adat Robo’an. Harus diadakan musyawarah antara sesepuh Madura dengan panitia penyelenggaraan adat robo’an, selain itu yang harus hadir adalah kiyai selaku pemimpin upacara adat. Selain itu para ustad setempat menyampaikan hasil mufakat mereka kepada masyarakat, bahwa penyelenggaraan adat robo’an di hari rabu terakhir bulan safar dilaksanakan pada pukul 06.00 pagi dan seluruh masyarakat dimohon hadir ke tempat yang sudah disediakan oleh panitia.

Upacara adat roboan dilaksanakan pada hari rabu terakhir di bulan safar, pada hari itu juga upacara adat dilakukan dengan khusuk, diikuti dengan masyarakat kampung dan harus suci hadats.

Tempat pelaksanaan adat robo’an biasanya dilakukan di masjid, musollah atau di rumah masing-masing . dengan membawa alat-alat yang diperlukan dalam upacara, misalnya tumpeng, lauk-pauk, bubur santan dan khusus bagi laki-laki mereka membawa sajadah dan tasbih.

Pemimpin upacara adat roboan adalah ulama atau ustzd, akan tetapi iasanya sesepuh madura setempat yang memang betul-betul mengetahui tata cara adat robo’an. Cara meletakan alat peraga upacara , cara berdoanya dengan menggunakan bahasa arab, dan harus mengetahui arti doa tersebut. bagi yang melaksanakan adat robo’an

  • diharuskan mandi terlebih dahulu , adat mandi dipimpin oleh tokoh agama, misalnya ustad, ulama atau sesepuh suku Madura setempat. Biasanya yang melakukan adat mandi terdahulu adalah laki-laki, dengan berjongkok di depan pemimpin upacara kemudian pemimpin upacara menyiramkan air ke seluruh tubuh hingga merata. Dalam mproses penyiraman pemimpin upacara membacakan ayat-ayat suci Al-kuran yaitu ayat kursi. Ayat kursi diyakini sebagai penangkal bala, karena setiap roh-roh jahat yang sering mengganggu orang lain, takut pada ayat suci tersebut.
  • Mengambil air wuduh, supaya kita suci dari hadats. Hikmah dari wudhu adalah bukan hanya ditujukan kepada orang-orang yang melaksanakan adat roboan saja, akan tetapi kita yang hidup sehari-hari pun harus memiliki air wudhu. Lebih-lebih jika ingin tidur supaya tidak diganggu oleh roh-roh jahat. Bagi mereka yang mempunyai air wudhu, dari wajahnya terpancar sinar, yang memudahkan riskinya, pikiran yang tentram dan hidup tenang.
  • Melaksanakan sholat sunat empat roka’at dengan niat mengusir bermacam-macam penyakitdan bala’. Raka’at pertama sesudah suratAl-Fatihah, membaca surat Inna Aktoina 17 kali. Raka’at kedua sesudah surat Al-Fatihah, kemudian membaca suratAl-Ikhlas 5 kali. Dan juga raka’at ketiga dan keempat, dengan membaca Al-Fatihah lalu memberi salam.
  • Memberi lingkaran bulat, jadi seluruh masyarakat yang mengikuti adat robo’an diatur membentuk lingkaran bulat, ditengah-tengah lingkaran tersebut alat-alat peraga upacara diletakan dengan rapi, selanjutnya panitia pelaksana memberi sambutan dengan tema seputar adat robo’an. Setelah selesai memberikan sambutan lalu panitia membakar kemenyan atau dupa, setelah asap kemenyan mengepul, barulah pemimpin adat memanjatkan doa kepada Nabi Muhammad SAW. Selain kepada nabi Muhammad juga kepada sahabtnya dan kepada leluhur kita yang sudah meninggal; dengan mohon keselamatan dari berbagai macam-macam penyakit dan bala.
  • Melaksanakan solat sunat dua Rokaat, dengan niat mengusir bermacam-macam penyakit.
  • Membentuk lingkaran bulat bagi orang-orang yang melaksanakan Roboan. di tengah lingkaran tsb. Alat peraga upacara diletakan dengan rapi. Selanjutnya panitia pelaksana adat membakar kemenyaan dan dilaksanakan pembacaan doa-doa memohon keselamatan dari segala penyakit dan bahaya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.