Buku Pergolakan pemikian Islam adalah sebuah buku catatan harian yang ditulis oleh Achmad Wahib, seorang pemikir Islam asal Sampang, Madura, Jawa Timur.
Buku ini berbentuk buku saku.Dengan kertas koran terbitan LP3ES. Di sunting oleh Djohan Effendi dan Ismed Natsir. Di halaman xi ada foto Ahmad Wahib sedang mengetik. Dokumentasi Majalah Tempo. Perawakannya sederhana. Kurus dan ceking.
Dalam kata-kata Mukti Ali” Akan tetapi saya kira, bagaimanapun keyakinan kita masing-masing , catatan harian Ahmad Wahib ini cukup mengesankan. Bahkan mungkin aka merangsang dan menggoda pikiran kita. paling tidak bisa memahami pergulatan pikiran seorang anak muda yang sedang mencari. Orang boleh setuju atau menolak pikiran-pikiran almarhum Ahmad Wahib, tetapi ia yang berprawakan kecil, walau meninggal dalam usia yang masih muda, ternyata hidupnya tak sia-sa. Dan bagi kawan-kawannya, catatan harian almarhum ini merupakan warisan yang sangat berharga” Yogyakarta, February 1981.
Buku ini adalah cetakan pertama dari LP3ES. Buku tersusun dalam 4 bab utama dengan kata pengantar dari H.A Mukti Ali. Mukti Ali adalah pentolan dari HMI yang menjadi leader sebuiah grup diskusi Limited Group di mana Ahmad Wahib juga intens ikut terlibat dalam diskusi-diskusi panas.
Dalam penyajiannya , karena mempertimbangkan berbagai hal dan untuk mempermudah pembaca memahami buah pikiran Ahmad Wahib, maka catatan harian ini dikelompokan dalam judul-judul berdasarkan tema bukan berdasarkan kronologis .
Bab pertama mencakup rentang waktu dari 17 Januari 1969 sampai 27 Januari 1973. rentang waktu ini mencakup jalan pikiran Ahmad Wahib yang sedang gelisah , sebuah pencarian jati diri yang penuh dengan pertanyaan -pertanyaan besar . Secara keseluruhan Bab pertama mengambil porsi terbesar dalam catatn harian Ahmad Wahib ini. Bab pertama ini mencakup sampai 193 halaman dari 351 halaman buku saku ini. Nampaknya memang buah pikiran mengenai keagamaanlah yang paling mendominasi catatan harian ini. dan tentu saja para penyunting berpikir bahwa topik inilah yang menjadi porsi terpenting.
Bab pertama ini di tutup dengan catatan mengenai initi pokok sebuah diskusi di rumah Dawam Rahardjo dan di catatan ini Ahmad Wahib menulis bahwa ”Islam adalah Qur-an dengan penafsiran secara insipratif “