Sumenep: Sebuah kitab suci Al-Quran tulisan tangan Sultan Abdurrahman di Museum Keraton Sumenep, Jawa Timur rupanya menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan. Banyak wisatawan datang ingin melihat langsung tulisan raja yang dikenal menguasai 10 bahasa tersebut.
Konon, proses penyelesaian Al-Quran yang ditulis Raja Sumenep sekitar 200 tahun silam itu, Sultan Abdurrahman, hanya memakan waktu satu hari satu malam. Tak heran, dari beberapa peninggalan raja yang ada, Al-Quran berukuran 30×30 cm itu justru yang paling diminati wisatawan di museum Keraton Sumenep, jalan Dr Soetomo No lima, Sumenep.
Para wisatawan baik umum, pelajar dan santri dari berbagai pesantren banyak yang ingin melihat langsung. Tapi sayang, pengunjung tidak bisa membuka lembaran kitab suci tersebut. Sebab, Al-Quran diletakkan dalam kaca yang hanya bisa dilihat.
Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Olahraga (Disbudparpora) Sumenep, Moh Nasir mengakui, Al-Quran tulisan Sultan Abdurrahman adalah salah satu peninggalan terpopuler yang ada di museum. Sejumlah wisatawan baik lokal maupun luar daerah banyak yang tertarik dengan kitab itu, karena dipandang sebagai salah satu peninggalan sejarah yang paling berharga.
“Hanya saja, mereka tetap tidak diperkenankan membuka dan membaca secara perlembar. Pengunjung hanya bisa melihat dari luar kaca yang menutupi Al-Qur’an tulisan Sultan Abdurrahman,” tutur Moh Nasir, Selasa (17/05).
Sementara itu, salah satu guide museum Kraton Sumenep, Ervandi menambahkan, saat ini terdapat dua Al-Quran tulisan tangan yang diletakkan di museum Keraton Sumenep yakni Al-Quran tulisan Sultan Abdurrahman dengan waktu satu hari satu malam. “Kalau satunya lagi, Al-Quran raksasa yang ditulis saat lomba Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat nasional di Sumenep oleh salah seorang kaligrafi,” katanya. (Pengirim : Ibnu Thaha/ http://news.liputan6.com, 18/05/2011)