- Karya sastra:
Karya sastra Madura ada yang berbentuk pantun, misalnya: //Namen magi’ tombu sokon/Tabing kerrep bannya’ kalana/Pongpong gi’ odi’ maddha parokon/Ma’ salamet pola tengkana//
//Perreng odhi’ ronto biruna/Parse jenno rangrang tombu/Oreng odi’ neko koduna/Nyare elmo pataronggu.//
Lagu-lagu:
Lagu-lagu Madura banyak mengandung budi pekerti. Contohnya, seperti: //Kaneserre dika kanca reng towana/Kaenga’e gi’ kana’ dika eemban// //Oramba’ orambe’ oramba’ o jaggur// dll.
- Dongeng dan cerita rakyat:
Pada zaman dahulu, nenek dan kakek mengajarkan budi pekerti kepada anak cucunya melalui cerita-cerita yang penuh kearifan. Kisah-kisah itu ada tentang tokoh-tokoh, fabel, legenda dan lain-lain yang bisa membentuk karakter dan memperkaya imajinasi.
- Pendidikan Bahasa Daerah:
Bahasa Madura, banyak mencerminkan kesantunan dan keramahan. Bahasa yang diucapkan untuk menghormati orang lain akan menjalin persaudaraan yang intens. Bahasa yang baik keluar dari hati yang jernih.
- Kitab-kitab akhlak dari pesantren:
Di pesantren terdapat kitab-kitab yang mengajarkan akhlaqul karimah. Antara lain yang terkenal adalah “Ta’limul Muta’allim,” dan syi’ir-syi’ir yang berisi ajaran hidup mulia. Kitab-kitab di pesantren itu bukan hanya mengajarkan kerendahhatian. Tapi juga vitalitas dan kemandirian. Contoh, misalnya sebait puisi Imam Muhammad Idris Asy-Syafi’ie: Laisal fata man yaqulu kana abi, Walakinnal fata man yaqulu la ana dza