Batik Madura memiliki ciri khas tersendiri. Warnanya mencolok dan motifnya berani.
Garam kini bukan satu-satunya produk unggulan Pulau Madura. Karapan sapi juga bukan satu-satunya budaya khas pulau ini. Madura kini juga sohor sebagai pusat batik tradisional.Tepatnya di Kabupaten Pamekasan. Kabupaten ini terdiri atas 13 kecamatan, yang dibagi lagi atas 178 desa dan 11 kelurahan. Sebagian besar warga di wilayah ini adalah perajin batik.
Batik Madura memiliki ciri khas tersendiri. Warnanya mencolok dan motifnya terhitung berani. Membatik sudah dilakoni masyarakat Pamekasan jauh sebelum republik ini berdiri.
Semula membatik hanya dilakukan di sela kesibukan sehari-hari warga sebagai buruh dan petani sehingga tidak ada target. “Kalau ada pesanan dalam jumlah banyak, kita baru mengajak banyak orang. Termasuk mencari pinjaman uang untuk modal,” kata Soni (43) salah seorang pembatik asal Desa Larangan, Badung, Pamekasan, saat menceritakan kisah suksesnya.
Namun berbekal niat meneruskan warisan nenek moyang, kini semua itu berubah. Pola pekerjaan sampingan pun beralih menjadi pekerjaan utama yang dipadu dengan keahlian yang dimiliki. Sejumlah perajin mengaku mendapatkan penghasilan lebih tinggi dari produksi batik yang dikerjakannya. Kini batik Pamekasan tak hanya diminati di dalam negeri, wisatawan mancanegara pun mulai mengoleksinya.
Soni mengatakan batik asal daerahnya dikenal orang dari berbagai cara. Di antaranya, turis asing yang berkesempatan datang ke Madura. Atau sejumlah pedagang yang dengan jaringan sesama pedagang yang kemudian mengenalkan produk lokal khas Madura itu ke luar negeri. Selebihnya, keberadaan batik Pamekasan menyebar lewat cerita, dari mulut ke mulut hingga ke manca negara.Pangsa pasar yang mulai terbuka dimanfaatkan betul oleh Pemerintah Kabupaten Pamekasan. Lewat Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri, Pemkab mengucurkan bantuan modal kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Kucuran dana ini diharapkan mengangkat potensi lokal kerajinan batik. Pemkab juga membentuk kelompok-kelompok sentra perajin. “Sehingga Pemkab bisa menyalurkan bantuan lewat kredit lunak,” kata Bupati Pamekasan, Kholilurrahman.***