Benarkah Taman Sarè Keraton Sumenep Tempat Mandi Putri Raja?

DIGITAL CAMERA

Kembali pada Taman Sarè, sekalipun tidak menutup kemungkinan penguasa atau raja Sumenep biasa naik ke atas loteng Labâng Mèsem dan mengamati pemandangan taman, penyebutan Taman Sarè sebagai lokasi pemandian juga dibantah oleh Muchtar Atmokusumo.

Taman Sarè bukanlah lokasi pemandian, apalagi pemandian putri-putri dan isteri-isteri raja,” tegasnya.

Muchtar menganggap sejarah Sumenep sudah tidak sahih lagi, khususnya berkaitan dengan keraton. Oleh karenanya, Muchtar menginginkan segera dilakukan pelurusan sejarah.

“Maka saya sampaikan perlu pelurusan sejarah, apalagi Taman Sarè yang titik kajian dan pitutur sahih adalah sumber air. Jadi keraton senantiasa dibangun di dekat sumber mata air. Ada pun tembok adalah sebagai pengaman sumber. Tembok itu sekarang jadi penelitian tim BPCB, dan kajian saya berdasarkan pitutur lisan dan saksi sejarah yang hidup,” ungkapnya.

Pernyataan Muchtar ini, disamping meluruskan informasi mengenai Taman Sarè, disebutnya juga sebagai sanggahan salah satu versi sebab penamaan Labâng Mèsem. “Ini sanggahan bahwa raja mengawasi puteri dan permaisurinya dari pintu beratap tiga (Labâng Mèsem; red),” imbuhnya.

Lalu bagaimana dengan tiga pintu di kolam yang memiliki filosofi dengan macam-macam khasiat yang berbeda? Muchtar mengatakan kalau hal itu didukung oleh riwayat tutur keluarga keraton.

Seperti yang bisa dilihat langsung, di Taman Sarè terdapat tiga pintu masuk, di mana masing-masing pintu dipercaya memiliki beragam kelebihan. Pintu pertama misalnya, di pintu ini tertulis keterangan bahwa jika masuk melaluinya dipercaya dapat membuat pengunjung yang melintasinya terlihat awet muda, serta dimudahkan dalam mendapatkan jodoh dan keturunan.

Sementara di pintu kedua, di situ diyakini dapat meningkatkan karir atau jabatan seseorang. Sedangkan pintu terakhir, atau pintu yang ketiga diyakini dapat meningkatkan kereligiusan orang yang melintasinya menuju kolam. Tentunya dengan catatan, bahwa hal itu tak lepas dari kehendak Sang Kuasa.

“Mengenai tiga pintu itu, iya (memiliki dasar riwayat keluarga keraton; red), namun sekali lagi mengenai Taman Sarè bukanlah pemandian para putri dan permaisuri. Mengenai itu panjang penjelasannya, saya harap nanti bisa dibahas lebih rinci lagi,” tutup Muchtar. (Ng/LM/Ngoser)

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.