Dari beberapa situs bersejarah yang ada di Pulau Madura, salah satunya terdapat benteng yang terletak di Kabupaten Bangkalan, merupakan bukti nyata bahwa di pulau garam ini pernah terjadi basis pertahanan tentara Belanda, yang kemudian direbut oleh para pejuang kemerdekan pada masa itu.
Benteng ini dulunya memang cukup megah, namun lantaran perhatian dan perawatannya tidak ditangani secara serius, maka sekarang tampak kusam dan tidak enak dipandang mata.
Benteng Erfprins terletak di Jl. K.S. Tubun, Dusun Sumur Kembang, Kelurahan Pejagan, Kecamatan Bangkalan, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur. Lokasi benteng ini mudah dicapai, karena terletak di jantung Kota Bangkalan.
Berdasarkan surat kearsipan Belanda, benteng ini bernama ‘Erfprins’, yang menjadi kebiasaan bangsa Belanda, jika raja punya anak, anak yang pertama selalu diberi nama ‘Prins van Oranje’. Anak pertama raja Belanda waktu itu bernama ‘Erfprins’. kemudian Prins van Oranje (Pangeran Oranye), kemudian Erfprins. Dari lahir waktu benteng sedang dibangunkan. Erfprins mempunyai arti Warisan Pangeran.
Nama Raja yang membangunannya adalah Willem I pada tahun 1817 – 1848. Anaknya (Prins van Oranje) sesudah 1840 menjadi Raja (Willem II) sendiri. Erfprins adalah Raja Willem III (sesudah 1849 menjadi Raja).
Benteng ini memiliki cerita kekunaan yang cukup panjang. Mulai dari menjadi benteng tempat pertahanan tentara Belanda di Madura, Kantor Residen Madura Barat, Markas Brimob sekarang, yang kemudian ditetapkan sebagai benda Cagar Budaya dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Trowulan (BP3 Trowulan), yang selayatnya bangunan ini dirawat dan dilestarikan