Sementara itu sebagian penduduk ada yang mendengar kabar bahwa raja Makassar dulu pernah membuang bayinya ke laut. Akhirnya penduduk di pulau Sepanjang meyakini dan memastikan bahwa bayi itu adalah putera raja Makassar yang dibuang. Diberilah bayi itu nama Raden Panji Suhartono, ada yang menyebutnya sebagai Raden Panji Suhartomo. Sang ulama yang mengasuhnya memberinya nama bernuansa Jawa berdasarkan asal-usulnya.
Bayi itu akhirnya kesohor dengan panggilan Raden Panji Suri karena berasal dari timur, daerah Makassar. Ulama dan putera angkatnya bertempat tinggal di daerah Pajan Barat Sepanjang, Kecamatan Sepanjang.
Raden Panji Suri tumbuh dewasa dan kemudian diangkat oleh penduduk menjadi pemimpin di Sepanjang. Raden Panji Suri pun mempersunting isteri puteri dari ulama pengasuhnya. Bersama sang permaisuri, Raden Panji Suri hidup damai dan bahagia di pulau Sepanjang.
Raden Panji Suri memiliki hewan peliharaan yaitu anjing dan kucing yang selalu setia menemani ke mana pun pergi. Saking jinaknya dua hewan itu, mereka mengerti bahasa Raden Panji Suri dan isterinya. Selain memiliki hewan peliharaan, Raden Panji Suri dibekali senjata berupa belati dari ayah angkatnya yang sekaligus mertuanya.
Semenjak pulau Sepanjang dipimpin oleh Raden Panji Suri, penduduk Sepanjang merasa aman dan damai. Raden Panji Suri adalah Pemimpin yang berani, tegas, dan selalu melayani rakyatnya dengan baik. Segala persoalan atau permasalahan yang terjadi di wilayah Sepanjang selalu diselesaikan dengan baik dan bijaksana sehingga ia disegani dan ditakuti oleh semua kalangan, baik di Sepanjang ataupun oleh masyarakat di luar Sepanjang.
Kemasyuran kepemimpinan Raden Panji Suri akhirnya terdengar oleh raja Makassar. Raja Makassar pun mengetahui kabar itu. Raja itu berkeyakinan dan membenarkan bahwa ia adalah puteranya. Lalu raja Makassar memerintahkan panglimanya menyuruh Raden Panji Suri untuk pulang ke kerajaan di Makassar.
“Panglima! Aku perintahkan padamu bawa sebagian prajurit untuk menemanimu menuju pulau Sepanjang dan bawalah Raden Panji Suri ke Makassar!” perintah raja pada panglimanya. “Hamba paduka raja, hamba siap melaksanakan perintah paduka raja,” Jawab panglima. Panglima pun beserta prajuritnya berangkat berlayar mengarungi lautan menuju pulau Sepanjang.
Setelah menempuh perjalanan yang lama di lautan dan tiba di Sepanjang, panglima beserta prajurit menyusuri hutan belantara. Mereka bertemu dengan seseorang yang mereka itu tidak tahu bahwa seseorang itu adalah Raden Panji Suri.
“Maaf tuan, kami ingin bertanya di manakah tempat pemimpin di pulau ini,” kata panglima.
“O, di sana tuan. Kira-kira ada apa gerangan tuan-tuan ini mencari beliau?” tanya Raden Panji Suri yang masih menyembunyikan identitasnya.