Kemudian Pranggulang mengambil kesimpulan untuk tidak membunuh putra rajanya tersebut. Ia memilih tidak kembali ke kerajaan Medangkamulan yang terletak dilereng Gunung Bromo sebeleh selatan probolinggo. Untuk menutupu statusnya, patih yang bijaksana itu lalu menyamar dengan mengganti nama Kiyai Poleng dan pakaiannya pun diganti pula dengan poleng (poleng : kain tenun batik Madura). Untuk mengamankan jiwa Bendoro Gung, Kiyahi Poleng lalu membuat rangkaian kayu-kayu yang disebut githek (rakit). Dan gadis hamil itu didudukkan diatasnya, kemudian githek itu dihanyutkan ke laut dan terdampar di sebuah pulau yang bernama ”Madu-oro” (yang lain juga menyebut ”Madu-Segara”, yang berati Madura segara (laut), yang kemudian hari terkenal dengan sebutan pulau garam). Dan terdampar di gunung Geger.
Dari rahim Bendoro Gung itulah, maka lahir seorang bayi laki-laki yang berwajah tampan dan diberi nama ”Raden Sagoro”. Maka dengan demikian, Bendoro Gung dan raden sagoro merupakan penduduk pertama penghuni pulau Mdura.
Perahu-perahu yang banyak berlayar disekitar pulau Madura sering melihat adanya cahaya terang di tempat Raden Sagoro tinggal. Dan saat itulah mereka berdatangan berhenti berlabuh dan mengadakan selamatan. Dengan demikian, tempat itu makin lama makin banyak dikunjungi orang-orang luar madura. Yang akhirnya menetap dan bertebaran di daerah pantai lain.
Menarik sekali membaca sejarah yang kita punya, mungkin dari sini kita bisa membaca masa depan kita.
Dan masa lalu tentunya