Pekerjaan menumbuk padi biasanya dikeijakan bersama-sama dengan sanak keluarga atau dengan tetangga sedesa bergotong- royong secara spontanitas. Kegiatan gotong-royong ini merupakan ciri masyarakat petani pedesaan, sehingga keakraban antara penduduk nampak jelas. Pekeijaan menumbuk padi yang dilakukan oleh kaum wanita ini, merupakan suatu ciri adanya pembagian tugas antara kaum wanita dengan kaum laki-laki dalam masyarakat petani. Kaum laki-laki biasanya mencangkul dan membajak sedangkan kaum wanita menyiangi, menuai padi sampai menumbuk padi untuk dijadikan beras.
Kaum wanita sebagai penumbuk padi, biasanya sambil bermain karena ketika menumbuk badan pun turut bergerak seperti sedang melakukan gerak badan. Oleh karena itulah yang akhli dukka (membunyikan ronjangan) hanyalah kaum wanita. Bunyi dukka yang terdengar di kampung inilah yang akan memberikan semangat keija para petani yang sedang bekeija di sawahnya. Irama dukka bagi mereka merupakan bagian dari hidupnya, karena dapat memberi semangat keija, menghibur dirinya dan menjadi bagian yang meramaikan upacara selamatan serta menjadi alat penyampaian berita kematian warga desanya.
Apabila dilihat dari bentuk permainan’ini, permainan dukka ronjangan merupakan suatu permainan khas para petani dengan kondisi lingkungan di mana keadaan sosial masyarakatnya telah melatarbelakangi budaya dalam bentuk permainan rakyat.yang memperlihatkan adanya keija sama, didukung pula oleh faktor kegotong-royongan di antara warga masyarakat yang masih terjalin dengan baik.
Artikel bersambung;