Festival Tong-Tong Sumenep, Meriah

Lukman Hakim. AG, seorang sastrawan Madura menilai, kesenian tradisional akan terjadi perubahan bentuk maupun polanya, sebab secara alamiah kesenian mengikuti arus keinginan manusia, yaitu kreator dan penikmatnya.

Namun demikian, tambahnya, musik Tong-Tong asli, yang lahir dari masyarakat pada saat lalu, seharusnya juga jadi acuan, sebab roh seni tradisi pada musik, selain alat musik, juga unsur irama menjadi warna dan karakter yang unik.

Musik Tong-Tong sebagaimana sebagaimana pada festival ini, jauh dari pakem dan bahkan tidak ada korelasi sama sekali dengan musik sebelumnya. Seharusnya dapat dipilah, mana musik Tong-Tong dan mana Ul-Daul. “Dalam festival sekarang ini, lebih pas disebut Ul-Daul, karena jenis musik ini telah merambah keseluruh pelosok Madura”, ujarnya.

Pelepasan festival yang diawali Musik Tong-Tong “Angin Ribut” pemegang tropy bergilir tahun 2013 itu, hampir tidak bisa berjalan dengan sempurna, mengingat ribuan massa menjejali ruas-ruas sepanjang rure festival (Syaf Anton/Lontar Madura)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.