Frasa Verbal Bahasa Dalam Madura

mano’ (untuk Verba madang), kajuh (ngettok) masalah (agabay), dan beggan (ngenom). Verba Intransitif adalah Verba yang tidak didampingi Nomina.

Verba alomampah dan peggel adalah contoh Verba intransitif karena tidak memerlukan Nomina sebagai pendamping. Verba Ditransitif adalah Verba yang bisa diikuti oleh dua Nomina. Kata aberri’ adalah contoh Verba ini. Verba ini harus diikuti dua Nomina seperti keluarga dan kabhar.

(6) Ada lima belas kemungkinan frasa Verbal dapat dikonstruksikan. Kesepuluh konstruksi tersebut adalah; (a) untuk frasa Verbal Simpleks susunannya:

(1) FV=VkonjV (2) FV=(A/FA)V atau FV=V(A/FA), (3) FV=V(FN), (4) FV=V(Adj/FAdj), (5) FV = V (FN) (FN), dan (b) untuk frasa Verbal Kompleks susunannya adalah: (6) FV = FV Kon FV, (7) FV = V(FP), (8) FV= V (FA), (9) FV= FV (FP) , (10) FV = FV (FA), (11) FV = V (FN) , (12) FV = FV (FN), (13) FV= FV (FN), (14) FV = FV (FN) (FN), (15) FV = FV (KK).

(7) Berdasarkan perannya fitur semantik FN yang hadir menemani frasa Verbal, frasa Verbal dibagi menjadi 3 yaitu berciri proses, berciri aksi, dan berciri aksi dan proses,

(8) Untuk menentukan apakah sebuah frasa Verbal dikategorikan statis atau dinamis, dapat dilakkan dengan melihat empat fitur pembedanya yaitu; apakah memungkinkan ditambai Adverbia preppa’eng, dapat menjawab pertanyaan badha apah? Dapat dibuat menjadi imperatif dan apakah dapat ditambahai adverbia seperti on laon, atau kalaban tengateh.

Kajian frasa Verbal bahasa Madura yang ada dalam artikel ini memang masih jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan karena dua hal yaitu; sedikitnya referensi yang penulis temukan dalam mengkaji bahasa Madura, dan kalaupun ada, maka kajiannyapu tidak fakus pada aspek frasa dalam bahasa Madura. Diharapkan, dengan adanya artikel ini, akan dapat menjadi pemacu semangat bagi para peneliti bahasa, utamanya bahasa Madura untuk dapat lebih giat lagi melaksanakan penelitian dengan Subjek bahasa Madura. Dengan banyaknya penelitian dengan Subjek bahasa Madura yang yang dilaksanakan, diyakini akan dapat bermanfaat bagi perkembangan bahasa Madura ke depan. Salam buat anda semua, dari seluruh masyarakat Madura.

Kajian Pustaka

Alwi, Hasan.2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Azhar, N, Iqbal. 2008. Bahasa dan Sastra Dalam Berbagai Perspektif: Ketika Bahasa Madura Tidak Lagi Bersahabat Dengan Kertas dan Tinta. Yogyakarta: Tiara Wacana

Azhar, N, Iqbal. 2009. Bahasa dan Sastra Dalam Konteks Kearifan Lokal: Penyerapan Kosakata Bahasa Madura Sebagai Strategi Pelestarian dan Pengembangan Bahasa Indonesia. Surabaya: Kanzun Bloor, Thomas & Bloor, Meriel. 2004. The Functional Analysis of English: A Hallidayan Approach. London: Arnold.

Carnie, Andrew, 2002. Syntax: A Generative Introduction. Arizona: Blackwell Publisher Halim, A. 1976. Politik Bahasa Nasional (1). Jakarta: Balai Pustaka

Matthews, P. H. 1997. The Concise Oxford Dictionary of Linguistics. New York: Oxford University Press.

Pawitra, Adrian. 2009. Kamus Lengkap Bahasa Madura-Indonesia. Jakarta: Dian Rakyat.

PJRN. 2006. Madura of Indonesia. www.joshuaproject.net. diakses 3 Mei 2006

Sofyan, A. dkk. 2008. Tata Bahasa Madura. Sidoarjo: Balai Bahasa Surabaya

Sofyan, A. 2008. Variasi, keunikan dan Penggunaan Bahasa Madura. Sidoarjo: Balai Bahasa Surabaya

Subroto, Edi, 2002. Semantik Verba Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Bahasa Daerah.

Responses (4)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.