Gilis dan Jurung

Penggilasan jagung

Selain sebagai bahan makanan, jagung juga menjadi alat pembayaran. Bila mereka membutuhkan sedikit uang untuk membeli lauk atau kebutuhan lain mereka akan mengambil jagung di jurung. Biji jagung yang telah dirontokkan kemudian dijual atau langsung dijadikan alat membayar saat membeli ikan pada tukang sayur keliling.

Sebelum dimasak menjadi nasi, jagung terlebih dahulu digiling. Alat penggilingannya terbuat dari dua keping batu gunung yang menangkup. Setiap permukaan yang berhimpitan dibuat bergigi untuk menghaluskan jagung. Kepingan  yang diatas diberi gagang kayu sebagai gagang untuk memutar dan permukaannya membentuk cekungan sebagai wadah jagung. Tepat di tengahnya ada lubang kecil sebagai jalan masuknya jagung kebagia penggilingan. Alat ini di desa saya di sebut gilis.

Saya senang membantu nenek saya ketika menggiling jagung. Saya menggantikan memutar batu ini bila tangan nenek sudah pegal. Bila alat ini digunakan mengeluarkan bunyi batu beradu. Jagung yang telah halus keluar dari celah antara dua keping batu.

Peran Gilis sekarang sudah digantikan mesin penggiling, seiring dengan fungsi jagung yang sedikit bergeser dari makanan manusia menjadi makanan ternak. Bahktan gilis saat ini sulit dijumpai keberadaannya. Pengrajinnyapun mungkin juga sudah tidak ada.

Jurung kini mulai ditinggalkan. Tidak ada lagi yang membangun dapur sekaligus dengan jurungnya. Pola masyarakat dalam menanam jagung berubah. Bila dahulu menanam jagung untuk dimakan sekeluarga dalam setahun, kini menanam jagung didorong oleh motif ekonomi. Mereka menanam jagung untuk dijual. Maka jagung yang ditanam bukan lagi jagung Madura melainkan jagung hibrida. Begitu panen, jagung dirontokkan kemudian dijual.

Jurung, gilis, dan varietas jagung Madura kini terancam hanya menjadi cerita. Anak-anak madura tidak lagi menyaksikannya. Hanya tinggal cerita, itupun bila ada yang mau bercerita.

  1. Conglet adalah lampu minyak tanah yang terbuat dari kaleng bekas.
  2. Jurung adalah tempat menyimpan jagung yang dibuat di langit-langit dapur. Asap yang keluar dari tungku dapur menyebar ketumpukan jagung di atasnya. Asap inilah yang membantu membuat jagung terhindar dari kutu dalam waktu lama.

*) Peserta workshop Penulisan Rumah Literasi Sumenep (18-19/02/2017) dari SDN Kapedi II Sumenep

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.