Sudah pernah dengar cerita MenegRistek dikalahin orang Madura?”
“Gimana Gus…” (saya sudah senyum-senyum, karena pasti ada lelucon Madura yang menarik).
“Meneg Ristek sebelum sampeyan ada yang luar biasa hebatnya karena konon bisa bikin pesawat. Pada suatu hari dia mau pamer di muka rakyat Madura betapa hebatnya capaian dia dan bagaimana rakyat seharusnya bangga dan memujanya. Nah, tibalah dia di sebuah Pesantren di Bangkalan. Seperti lazimnya zaman itu, para santri dan masyarakat dikerahkan oleh Bupati dan Camat dan Lurah untuk hadir mendengarkan pidato Pak Menteri.
Pak Menteri yang satu ini punya kebiasaan kalau pidato menggebu-gebu, lama, bersemangat, hingga matanya pun melotot-melotot. Di pesantren itu juga begitu. Pak Menteri antara lain mengatakan:
‘Jadi sudara-sudara, Pak Kyai-kyai, kita harus bangga! Karena bangsa kita telah punya putra yang mampu membuat pesawat terbang sekarang. Sebentar lagi, bukan cuma pesawat terbang biasa, malah pesawat yang bisa mendarat ke bulan. Apakah sudara-sudara tidak bangga dengan prestasi anak bangsa sendiri?’
‘Anehnya, hadirin diam saja. Pak Menteri heran, dan bertanya lagi: ‘Apakah sudara-sudara bangga?’
Masih juga hadirin diam, bahkan setelah Pak menteri mengulangi tiga kali pertanya seperti itu. Akhirnya ada seorang santri kurus di pojokan yang angkat tangan sambil bicara:
‘Kalau saya, tak bangga sama sekali Pak Menteri!’
Terkejutlah Pak Menteri, pikirnya ‘orang Madura ini aneh.. orang lain bangga sama saya kok ini tidak.’ Karena itu dia jadi penasaran dan tanya kepada si santri kurus tadi: ‘Kenapa dik kok tidak bangga, dik?’
Kata si santri: ‘Soalnya sudah ada yang bisa begitu, Pak. Saya akan bangga kalau Bapak bisa bikin pesawat yang bisa ke matahari, tak iya…” (Mata para hadirin semua terarah kepada Pak Menteri, menunggu reaksi dia).