‘Ooo begitu, ya. Apakah adik tahu, bahwa mendarat ke matahari itu tidak mungkin…’ kata Pak Menteri, senyum-senyum.
‘Lho kenapa tak mungkin, Pak..?’ Si santri ngeyel.
‘Begini, matahari itu panasnya ada berjuta-juta derajat celsius, sehingga tidak ada logam yang bisa dipakai untuk membuat pesawat yang bisa mendekat, apalagi mendarat. Baru mendekat sekian juta kilometer dari matahari saja pesawat itu pasti sudah meleleh…’ (lalu Pak Menteri yang brillian itu pun menjelaskan kepada para hadirin di pesantren soal kesulitan menciptakan pesawat seperti itu disertai paparan ilmiah ilmu fisika dan segala macam untuk memperkuat argumennya. Tentu dengan menggebu dan bersemangat juga).
‘Kalau cuma begitu saja mudah Pak…’ Belum selesai Pak menteri bicara, si santri Madura menyela.
‘Loh, mudah gimana?’ Pak Menteri lagi-lagi kaget.
‘Kalau takut pesawatnya meleleh karena panas, berangkatnya habis Magrib saja. Kan sudah dingin, tak iya…’
GD tertawa ngakak dan saya pun cengengesan lalu sebentar kemudian ikut terbahak-bahak juga…
“Pak Menteri itu maksudnya baik, ingin membuat rakyat bangga dengan kemampuan sendiri, cuma dia gak paham sosiologi dan antropologi orang-orang di bawah, apalagi orang Madura seperti di pesantren Bangkalan tadi. Gitu lho Kang… sehebat apapun iptek kita, kalau gak dipahami gunanya buat rakyat, dan si elite cuma mau karepnya sendiri… manfaatnya ya kurang…”
Gus Dur baru mau memberi satu joke lagi, tapi makan malam sudah siap. Terpaksa ditunda dulu… []