Identitas Kultural Masyarakat Madura: Tinjauan Komunikasi Antar Budaya (1)

Topeng dalam Madura menjadi representasi seni pertunjukan di Madura

Membahas Identitas Kultural

Pembahasan mengenai identitas kultural seringkali dikacau­ kan dengan istilah identitas sosial. Identitas sosial terbentuk dari struktur sosial yang terbentuk dalam sebuah masyarakat. Adapun identitas kultural terbentuk melalui struktur kebudayaan suatu masyarakat. Struktur budaya adalah pola-pola persepsi, berpikir dan perasaan, sedangkan struktur sosial adalah pola-pola perilaku sosial.

Dalam kajian komunikasi, identitas tidak hanya memberi­­ kan makna tentang pribadi seseorang, melainkan lebih dari itu, menjadi ciri khas sebuah kebudayaan yang melatar­belakanginya. Saat manusia itu hidup dalam masyarakat yang multibudaya, maka di sanalah identitas budaya itu diperlukan.

Menurut Liliweri (2004) identitas budaya adalah ciri yang ditunjukkan seseorang karena orang itu merupakan anggota dari sebuah kelompok etnik tertentu. Identitas budaya ini meliputi pembelajaran tentang dan penerimaan tradisi, sifat bawaan, bahasa, agama, keturunan dari suatu kebudayaan

Menurut Lustig & Koester (2003) masyarakat pluralis sudah barang tentu akan berunsur orang-orang atau kelompok-kelompok yang saling berbeda identitas kulturalnya. Identitas kultural di sini merujuk pada perasaan memiliki seseorang terhadap kebudayaan atau kelompok etnik tertentu. Identitas kultural dibentuk di dalam proses–proses yang dihasilkan dari keanggotaan seseorang ke dalam kebudayaan tertentu; dan dalam sebuah identitas kultural tersebut terkandung proses pembelajaran dan penerimaan berbagai tradisi, warisan, bahasa, agama, leluhur, seni, pola-pola berpikir, dan struktur sosial sebuah kebudayaan. Di sinilah, orang lalu menginternalisasikan keyakinan-keyakinan, nilai-nilai, dan norma-norma dari kebudayaannya dan mengidentifikasikan diri dengan kebudayaan sebagai bagian dari konsep diri mereka

Identitas budaya merupakan ciri yang ditunjukkan seseo­ rang karena orang itu merupakan anggota dari sebuah kelompok etnik tertentu. Itu meliputi pembelajaran tentang dan pene­ rimaan tradisi,sifat bawaan, bahasa, agama, keturunan dari suatu kebudayaan (Liliweri, 2004: 87). Sedangkan menurut Larry A. Samovar, Richard E. Porter dan Edwin R. McDaniel, identitas budaya merupakan adalah karakter khusus dari system komunikasi kelompok yang muncul dalam situasi tertentu.

Diverse groups can create a kultural system of symbols used, meanings assigned to the symbols, and ideas of what is considered appropriate and inappropriate. When the groups also have a history and begin to hand down the symbols and norms to new members, then the groups take on a kultural identity. Kultural identity is the particular character of the group communication system that emerges in the particular situation (Samovar, 2006:56)

Berdasarkan gambaran diatas, dapat dipahami apabila suatu kelompok masyarakat telah mewariskan simbol-simbol dan norma-norma secara turun temurun, maka berarti kelompok tersebut telah memiliki identitas budaya. Identitas budaya sangat berpengaruh­ terhadap kemampuan berkomunikasi antarbudaya. Kemampuan orang berdasarkan kategorisasi, strata sosial, pola kepercayaan,­ pola pikir dan pola perasaan berdasarkan kebudayaan tertentu akan berbeda satu sama lain.

Identitas kultural ini, menurut Roger & Steinfatt (1999:97), akan menentukan individu-individu yang termasuk dalam ingroup dan outgroup secara kultural, bagaimana mereka berperilaku, sebagian ditentukan oleh apakah mereka termasuk ke dalam budaya tertentu atau tidak.

Menurut Liliweri (2003) identitas budaya adalah rincian karakteristik­ atau ciri-ciri sebuah kebudayaan yang dimiliki oleh sekelompok­ orang yang kita ketahui batas-batasnya tatkala dibandingkan dengan karakteristik atau ciri-ciri kebudayaan orang lain

Menurut Jameson (2007) identitas kultural mengacu pada pengertian individu yang berasal dari keanggotaan formal atau  informal dalam kelompok yang meneruskan dan menanamkan pengetahuan, keyakinan, nilai, sikap, tradisi dan cara hidup. Perhatian identitas kultural adalah mengenai apa yang telah dipelajari seseorang di masa lalu dan bagaimana mereka menggunakannya untuk mempengaruhi masa depan

Identitas memiliki sifat yang dinamis, tidak pernah stabil dan prosesnya pun sering berubah. Setiap orang selalu berubah sepanjang­ waktu baik secara pasif maupun aktif. Oleh karena itu, dalam komunikasi antarbudaya ini kita akan selalu berusaha untuk mendekati, membentuk dan bahkan menerima transformasi perubahan tersebut (Liliweri, 2003: 81).

Sebagai bagian penting dalam komunikasi antarbudaya, identitas kultural memiliki cirri-ciri atau atribut tertentu. Dalam Jameson (2007) disebutkan ada beberapa cirri atau atribut dari identitas kultural ini, diantaranya:

  1. Identitas kultural dipengaruhi oleh hubungan dekat. Orang-orang yang memiliki teman dekat berbeda budaya, secara ber-tahap akan mengadopsi beberapa kepercayaan, nilai dan sikap dari rekannya tersebut. Proses ini sering berlang­sung secara tidak sengaja, tetapi dapat menyebabkan qualitative psychic Oleh karena itu, penting untuk mempertim­ bangkan bagaimana sebuah hubungan memodifikasi­ identitas budaya seseorang.
  2. Identitas kultural berubah sesuai dengan waktu. Dalam perja­ lanan kehidupan, banyak orang berpindah kelas ekonomi, sosial, pergaulan,­ pekerjaan atau yang lain. Bebera­pa orang mengubah kebangsaannya bahkan agama. Meskipun barang-kali mereka tidak mengubah bahasa aslinya, tetapi kemudian akan varian bahasa dengan dialek baru dalam kehidupaa se-hari-hari mereka. Semua perubahan tersebut mempengaruhi identitas kultural masyarakat dan individu di dalamnya. Bahkan apabila terjadi perubahan dalam kesehariannya, as-pek lain dentitas kultural tetap menjadi perhatian penting yang relevan dengan identitas inti seseorang dalam jangka panjang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.