Persoalannya adalah bagaimana kita mengimplementasikan kearifan lokal tersebut pada generasi sekarang. Tampaknya perlu dibangun kembali dengan merevitalisasi budaya lokal (kearifan lokal) yang relevan untuk membangun pendidikan karakter. Hal ini memungkinkan kearifan lokal daerah akan mampu mengantarkan generasi muda untuk mencintai daerahnya, dan mengenal sastra daerahnya sendiri. Kecintaan pada daerah akan mewujudkan ketahanan daerah. Ketahanan daerah adalah kemampuan suatu daerah yang ditunjukkan oleh kemampuan warganya untuk menata diri sesuai dengan konsep yang diyakini kebenarannya dengan jiwa yang tangguh, semangat yang tinggi, serta dengan cara memanfaatkan alam secara bijaksana.
Akhiran
Barangkali itulah ajaran-ajaran kearifan lokal yang patut direnungkan kembali, diapresiasi dan ditularkan pada generasi. Kita tahu para pendahulu kita ketika menyampaikan atau menularkan kepada generasinya dengan cara alami, dengan tutur kata yang lembut, dengan bahasa lisan yang indah, dengan cara sederhana dan ikhlas. Dan pesan-pesan moral itu sampai pada tujuan. Namun tampaknya pesan-pesan itu kini akhirnya terputus, karena alasan klasik “kehendak jaman”. Dan keterputusan itu, sekarang kita rasakan, saat ini, dan mungkin selanjutnya. Anggapan kearifan lokal tidak layak jaman, bisa jadi akan menghilang karena tidak sesuai kebutuhan jaman yang terus berkembang. Dan sekarang saatnya kita masing-masing, mulai dari diri sendiri, lingkungan kecil sampai yang terbesar untuk menentukan baik buruknya bangsa ini.
Demikian orasi budaya yang dapat saya sampaikan. Dan kalaupun tidak ada yang benar dari ungkapan-ungkapan saya ini, itu lantaran ketidaktahuan saya semata-mata, kalaupun ungkapan-ungkapan dianggap benar, itupun karena faktor keberanian saja, karena pada dasarnya saya sangat takut, takut untuk menjadi salah.
Tulisan bersambung