Kedudukan/jabatan Arya Wiraraja, beberapa sumber berbeda pendapat:
Mangkudimedja dalam buku serat peraraton. Ken Arok 2 menyebutkan kemungkinan Arya Wiraraja adalah seorang babatangan (Penasehat Spiritual), Babatangan itu mungkin dijaman sekarang bisa diartikan tukang membatang atau meramal, yakni ahli nujum. Orang yang kerjaanya menerangkan atau membukukan segala sesuatu yang sifatnya penuh misteri atau rahasia. Namun semua ini barulah merupakan perkiraan dan dugaan belaka, sebab Dokter Brandes sendiri juga belum yakin arti sebenarnya. Dugaan Dokter Brandes, mungkin yang dimaksud adalah karereyan yang artinya babatangan. Sedemikian tadi akhirnya terserah saja kepada yang ingin menyelidiki. Karena kenyataannya banyak kata-kata kuno yang tidak kita temui lagi dijaman sekarang. Bahkan adakalanya sudah berganti arti serta maksud.(hal.71).
Alasan-Alasan Pemindahan Arya Wiraraja Ke Sumenep
Pemindahan Arya Wiraraja ke Sumenep tentunya tidak terlepas dari situasi politik/kekuasaan Singosari serta pandangan politik dari Raja Kertanegara.
Untuk memperoleh gambaran yang lebih utuh, saya akan memaparkan secara singkat situasi kerajaan Singosari pada masa itu. Pararaton menggambarkan pemerintah itu dalam Bab V. “Kemudian Ranggawuni (Wisnuwardhana) jadi raja seperti 2 ekor pulau dalam satu liang dengan Mahesacempaka”.
Dengan dikemukakannya prasasti Mulamalurung (1255) gambaran kerajaan Singosari makin nyata, dalam uraian prasasti tersebut ternyata apa yang diceritakan Pararaton tidak seluruhnya benar, tidak ada penggunaan Anusapati oleh oleh Tohjaya. Tohjaya menjadi raja menggantikan Guning Bhaya (Agmibhaya). Agar lebih jelas lihat lampiran struktur kerajaan Singosari menurut prasasti Mulamalurung tahun 1255.