Kampung Bandaran
Kampung Bandaran yang berjarak merupakan jenis perkampungan nelayan yang berjarak 20 km dari Pelabuhan Kamal ini merupakan pintu gerbang Madura terdapat di Kabupaten Bangkalan yang termasuk perkampungan nelayan tradisional khas Madura. Penghuni kampung ini, sejak dulu mengandalkan hasil laut sebagai sumber utama kehidupan mereka. Terutama ikan laÕbang alias dorang.
Permintaan akan ikan ini memang sangat gencar. Harganya pun lumayan tinggi. Ikan Dorang tersebut kebanyakan diekspor ke Singapura. Sesungguhnya tidak mudah menjadi nelayan khusus penangkap ikan dorang. Ikan yang bentuknya pipih ini muncul pada saat arus deras, se mentara arus deras ada setiap setengah bulan. Selain itu, ikan dorang hanya muncul pada musim Timur, yang berlangsung selama 4 – 6 bulan dalam setahun. Jenis ikan yang bisa di dapat dari perairan Selat Madura adalah kerapu, teri, keting, sembilang, udang, dan cumi.
Kampung Bandaran ini merupakan sebuah perkampungan yang mengikuti alur sungai dimana sungai merupakan jalur transportasi bagi nelayan yang akan menghantarkan hasil tangkapannya ke daratan dan kemudian dijual. Di sungai atau biasa disebut dengan sebutan kali Bangkalan inilah kemudian nelayan menambatkan perahunya.
Puluhan perahu tampak tertambat di sepanjang sungai. Sejumlah perahu yang bercat warna-warni menunjukkan, nelayan di perkampungan tersebut punya cita rasa seni tersendiri. Bentuk-bentuk perahu yang diteliti dengan cermat oleh Sulaiman BA mencatat, pada 1978 ada 32 jenis bentuk perahu Madura yang masih beroperasi dan dibuat orang. Bentuk-bentuk itu kini sudah semakin sedikit jumlahnya, setelah orang ramai-ramai membuat perahu yang lebih mudah untuk ditempeli mesin. Sisi artistik, agaknya sudah kurang diperhatikan lagi, kecuali di beberapa tempat yang masih mau bertahan.