Diskusi
Perkembangan peradaban manusia selalu berkembang sesuai dengan perjalanan waktu dan kemajuan di segala bidang. Namun kebutuhan akan ruang hunian terus menerus berada dalam pikiran manusia untuk mempertahankan kehidupannya. Seiring dengan perkembangan peradaban zaman, maka berkembang pula makna ruang hunian. Ruang hunian tidak hanya berfungsi sebagai tempat berlindung, tetapi merupakan tempat beraktifitas, bersosialisasi dalam membangun karakter manusia yang lebih luas. Perbedaan budaya dan latar belakang manusia menjadikan fungsi dan makna ruang hunian berbeda. Perbedaan ini mengakibatkan beragamnya bentuk, letak, dimensi, dan karakter ruang hunian dalam rumah tinggal. Perbedaan secara fisik banyak diketahui melalui perubahan dan perkembangan rumah. Perubahan bentuk ruang hunian yang diikuti oleh perubahan bentuk rumah tentu menyesuaikan dengan latar belakang, pandangan, pemaknaan dan persepsi penghuni terhadap ruang hunian.
Namun prosentase perkembangan bentuk ini banyak terjadi pada golongan rumah sederhana, sebagian pemiliknya adalah masyarakat berpenghasilan menengah dan rendah. Berbagai aspek non fisik sangat mempengaruhi persepsi tersebut, sehingga penggalian keterangan melalui metode fenomenologi. Untuk membangun arah penelitian, terdapat dua hal utama yang akan digabungkan kedalam analisis yaitu aspek fisik meliputi ruang hunian dan aspek non fisik berupa faktor-faktor budaya, sosial, ekonomi, lingkungan dan lain-lain yang akan dikonstruksikan melalui lapangan.
Pola penempatan pemukiman di kampung Bandaran merupakan pola pemukiman morphologi arah daratan karena corak morphologi perumahan nelayan ini bermula dari tepi sungai yang kemudian berkembang ke arah daratan. Sungai menjadi sentral dari alur pemukiman nelayan karena sungai merupakan sesuatu hal yang paling penting dalam jalur transportasi khususnya bagi para nelayan. Kali Bandaran merupakan tempat yang strategis sebagai tempat pelabuhan kapal para nelayan karena kali Bandaran berhubungan langsung dengan laut lepas.