Jadi untuk merebut piala bergengsi ini diikuti 24 pasang sapi, dengan harapan kerapan tersebut bisa diakhiri satu hari. Namun dalam perjalanan peristiwa kerapan sapi umumnya, tidak selalu berlangsung mulus pada hari yang ditentukan. Persoalan-persoalan muncul yang kerap terjadi disetiap peristiwa kerapan, yaitu persoalan protes karena ketidakpuasaan penetapan pemenang dalam pada putaran kerapan.
Banyak pihak menengerai ketidak mulusan ini bisa jadi dipicu oleh ulah pihak ketiga, yaitu para petarus yang kerap menimbulk an persoalan pelaksanaan kerapan. Namun demikian, meski kerap terjadi kericuhan, biasanya terjadi pengulangan atau penambahan waktu untuk saling memuaskan peserta maupun panitia. Dan benar, pada tahun ini pun panitia dengan terpaksa menambah waktu pada keesokan harinya, 24 Oktober 2011.
Untuk diikuti sertakan pada tingkat Gubeng ini, peserta harus melalui tingkat kecamatan (Pembantu Bupati), Kabupaten dan yang terpilih 6 pasang diikutkan tingkat Bakorwil Madura.
Yang unik dalam lomba (kerapan) sapi ini telah menjadi kebiasaan para pemenang atau yang terpilih dibagi menjadi, yaitu juara dari kelompok dan juara dari kelompok kalah.
Konon, terjadinya dua kelompok kejuaraan ini, pernah terjadi lantaran ketika pasang sapi yang dinyatakan kalan dalam babak penyisihan terjadinya protes, sehingga menimbulkan persoalan dalam proses kerapan tersebut. Akhirnya disepakati pihak yang kalan diperlombakan lagi antar yang kalah, untuk merebut kelompok juara yang kalah.
Hal terjadi hampir semua periswa kerapan, baik ditingkat kecamatan/pembantu bupati (kerap kene’), tingkat kabupaten (kerap raje) dan tingkat Madura (kerap Gubeng).
ow gitu tha…wah mantep dunk…
Gubeng 2011 itu nama sapinya ya….wah keren dunk…seharusnya acara piala presiden itu disiarkan live di televisi, masak hanya bola dan musik ja yang live…oleh karena itu “Karapan Sapi Untuk Madura Untuk Indonesia”
Menurut saya itu sebuah budaya dan hiburan,masyarkat akan berusaha bagaimanapun sapinya tidak disakiti itu juga untuk menjaga nilai jual dari sapi tersebut
http://joshap.com/2011/12/31/karapan-sapi-untuk-madura-untuk-indonesia/
ku harap tradisi ini tetap ada namun tanpa ada penyiksaan… biarkan sapi-sapi itu berlari dengan kesenangan hati mereka
http://cyberyaqin.blogspot.com/2011/12/karapan-sapi-itu-apa.html
Awalnya, alat pemukul sapi kerapan bukan dari paku yang digunakan joki selama ini, tapi dari pelepah daun kelapa kering, yang pastinya tidak akan melukai pinggul sapi. baca juga disini