Kerapan sapi untuk tingkat Madura biasa berlangsung sekitar bulan Agustus – Oktober. Hal ini sebagai bentuk peristiwa hiburan rakyat menjelang memasuki musim hujan. Dan pada saat bersamaan waktu tersebut, masyarakat Madura khususnya masyarakat pedesaan memasuki masa panen tembakau, sehingga dalam peristiwa kerapan sapi, bukan semata-mata keberlangsungan kerapan sapi itu sendiri, namun ada pesta yang menjadikan masyarakat bersuka cita memeriahkan peristiwa budaya tersebut.
Bagi pemilik sapi, juara merupakan ambisi yang harus direbut. Untuk mempersiapkan sapi yang siap tempur dibutuhkan biaya besar. Konon menurut pengakuan salah seorang pemilik dari Sumenep, dia menghabiskan puluhan juga untuk mempersiapkan sepasang sapinya.
Untuk jamu sapi saja setiap diminumi puluhan butir telur seperangkat jamu lainnya, untuk menguatkan otot dan tubuh sang sapi. “Ini belum lagi kebutuhan se manjeggi, orang-orang yang mendampingi mulai penabuh musik saronen, yang merawat dan kegiatan lainnya”, ujarnya. Meski demikian, sambungnya, apabila nantinya mendapat juara akan dapat nilai harga sapi jauh meningkat, bisa jadi berharga ratusan juta bila meraih juara satu.
ow gitu tha…wah mantep dunk…
Gubeng 2011 itu nama sapinya ya….wah keren dunk…seharusnya acara piala presiden itu disiarkan live di televisi, masak hanya bola dan musik ja yang live…oleh karena itu “Karapan Sapi Untuk Madura Untuk Indonesia”
Menurut saya itu sebuah budaya dan hiburan,masyarkat akan berusaha bagaimanapun sapinya tidak disakiti itu juga untuk menjaga nilai jual dari sapi tersebut
http://joshap.com/2011/12/31/karapan-sapi-untuk-madura-untuk-indonesia/
ku harap tradisi ini tetap ada namun tanpa ada penyiksaan… biarkan sapi-sapi itu berlari dengan kesenangan hati mereka
http://cyberyaqin.blogspot.com/2011/12/karapan-sapi-itu-apa.html
Awalnya, alat pemukul sapi kerapan bukan dari paku yang digunakan joki selama ini, tapi dari pelepah daun kelapa kering, yang pastinya tidak akan melukai pinggul sapi. baca juga disini