Karapan Sapi Gubeng 2011, Rebut Piala Presiden

MUI Protes Dianggap Penyiksaan.
Untuk mempercepat laju sapi yang dikerap, sang joki biasanya menggukan alat yang dipulkan di bokong sapinya. Alat ini kerap disalahkangunakan yaitu dengan menggukan benda tajam (paku dan sejenisnya)  yang dipukulkan (digaruk-garukkan) di bokong sapi sehingga sapi terasa  sakit dan secara spontan akan berlari lebih kencang.

Cara ini memang sejak awal  ditolak oleh masyarakat, lantaran dengan penggunakan alat tersebut sama artinya dengan meluakai dan penyiksaan. Padahal pada awalnya, kegiatan kerapan sapi ini diniatkan sebagai bentuk kecintaan kepada hewan agar sapi biasa terawat dengan baik, disamping sebagai hiburan dalam mengakhiri musim kemarau.

Awal alat pemicu sapi tersebut yaitu berupa sepotong ujung tangkai daun kelapa kering atau dibektuk semacam pecut. Hal ini sebagai alat penggertak saja tidak dipukulkan dengan keras, sehingga tidak melukai sapi. Entah bagaimanan alat pemicu tersebut pada waktu-waktu selanjutnya sang joki menggunakan alat sampai melukai bokong sapi.

Barangkali hal inilah salah penyebab Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengirim surat ke Kantor Bakorwil IV Pamekasan, Madura selaku panitia pelaksanaan karapan sapi piala Presiden 23 Oktober 2011 agar melarang praktik penyisaan dalam pelaksanaan acara budaya di wilayah itu.

Responses (5)

  1. Gubeng 2011 itu nama sapinya ya….wah keren dunk…seharusnya acara piala presiden itu disiarkan live di televisi, masak hanya bola dan musik ja yang live…oleh karena itu “Karapan Sapi Untuk Madura Untuk Indonesia”

    1. Awalnya, alat pemukul sapi kerapan bukan dari paku yang digunakan joki selama ini, tapi dari pelepah daun kelapa kering, yang pastinya tidak akan melukai pinggul sapi. baca juga disini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.