Banyak pandangan tentang budaya. Dalam konteks luas budaya diartikan sebagai paduan pola-pola yang merefleksikan respon-respon komunikasi terhadap rangsangan dari ling-kungan. Pola-pola budaya ini pada gilirannya merefleksikan elemen-elemen yang lama dalam perilaku komunikasi individual yang dilakukan oleh mereka yang lahir dan diasuh oleh budaya.
Proses yang dilalui oleh individu untuk memperoleh aturan-aturan (budaya) dimulai pada masa-masa awal kehidupan dengan cara proses sosialisasi dan pendidikan, pola-pola budaya tersebut ditanamkan kedalam sistem saraf dan menjadi bagian kepribadian dan perilaku (Adler, 1976). Proses yang terinter-nalisasikan ini memungkinkan manusia untuk berinteraksi dengan anggota-anggota budaya lainnya yang juga memiliki pola-pola komuni-kasi serupa.
Proses memperoleh pola-pola demikian disebut Inkulturasi atau dalam istilah-istilah lain disebut pelaziman budaya dan pe-mrograman budaya (Herskovits, 1966:24). Hubungan antara budaya dan individu seperti yang terlihat pada proses inkulturasi, membangkitkan kemampuan manusia yang besar untuk menyesuaikan dirinya dengan ke-adaan.
Secara bertahap imigran akan menyesuai-kan dirinya dengan keadaan, dan kemudian belajar menciptakan situasi-situasi dan relasi-relasi yang tepat dalam masyarakat pribumi sejalan dengan berbagai transaksi yang dia laku-kan dengan orang-orang lain. Demikian pula sebaliknya masyarakat pribumi secara perlahan akan mulai mengenal dan menerima berbagai masukan baru yang dibawa oleh si imigran. Perubahan perilaku tersebut juga terjadi ketika seorang imigran menyimpang dari pola-pola budaya lama yang dianutnya dan mengganti pola-pola lama tersebut dengan pola-pola baru dalam budaya pribumi.
Proses inkulturasi kedua yang terjadi pada imigran ini biasanya disebut akulturasi (accul-turation). Akulturasi merupakan proses yang dilakukan imigran untuk menyesuaikan diri dengan dan memperoleh budaya pribumi, yang akhirnya mengarah kepada asimilasi. Menurut Koentjaraningrat (1977) proses akulturasi yang utama adalah unsur diterimanya kebudayaan asing yang diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan lenyapnya kepribadian kebudayaan asal.