Mutiara Hikmah
Banyak mutiara hikmah yang dicetuskan dari pemikiran beliau dan kemudian menjadi pedoman dalam membentuk kepribadian santri, antara lain :
- Rumusan tujuan mendirikan Pondok Pesantren Nurul Jadid, Beliau mendirikan Pesantren “Bukan hanya untuk melahirkan kiai, melainkan untuk melahirkan muslim aktif yang siap hidup dan berguna di manapun berada”. Rumusan tujuan ini, mendorong para santri Pondok Pesantren Nurul Jadid tidak hanya memiliki kemampuan di bidang ilmu Agama, tapi sekaligus memiliki kemampuan di bidang IPTEK dan keterampilan hidup, serta ruhul jihad yang tinggi, sehingga bisa menjadi sosok muslim yang secara aktif dalam kehidupannya berperan dalam menyelesaikan problema umat dalam kapasitasnya sebagai apapun dan hidup di manapun.
- Rumusan Trilogi Santri.
- Memiliki komitmen yang tinggi dalam menjalankan Furudlul ‘Ainiyah الاحتما م با الفروض العينية
- Memiliki Komitmen yang tinggi dalam menghindari dari perbuatan dosa besar. الاحتمام بتركي الكبا ئر
- Berakhlaq mulia baik kepada Allah SWT maupun kepada makhluk-Nya حسن الادب مع الله ومع الخلق
- Trilogi santri tersebut, mendorong agar santri dalam mendalami ilmu tidak hanya untuk dimiliki atau dikuasai, melainkan untuk diamalkan. Sehingga tumbuh kepribadian santri yang “berilmu amaliah, beramal ilmiyah” dan berakhlaqul karimah. Rumusan Trilogi santri ini, memberi peluang kepada setiap muslim untuk mengembangkan dirinya berkepribadian santri walaupun tidak pernah menuntut ilmu di Pesantren.
- Panca Kesadaran Santri. Panca Kesadaran Santri ini menjadi pedoman dalam pembinaan para santri Nurul Jadid agar mereka bisa menjadi muslim aktif yang siap hidup dan berguna bagi agama, nusa dan bangsa dimanapun berada dan dalam kapasitas apapun. Panca kesadaran tersebut:
- Kesadaran Beragama الو عي الديني
- Kesadaran Berilmu الوعي العلمي
- Kesadaran Bermasyarakat الوعي جتماعي
- Kesadaran Berbangsa dan Bernegara الوعي الحكومي والشعبي
- Kesadaran Berorganisasi الوعي النظا مي
K. MAHDAR (MBAH) ADALAH SANTRI K.H. ZAINI SEMASA DI GALIS MADURA, KETIKA BELIAU HIJRAH KE SUKOREJO KARENA PESANTREN BELIAU DI BAKAR OLEH PENJAJAH, BELIAU PERNAH MEMBELI SAWAH YANG MERAWAT ADALAH K. MAHDAR. LALU DI JUAL LAGI UNTUK DIBELIKAN DI PAITON