Dipanggil Sang Khaliq
Akhirnya perjalanan hidup Sang Pejuang yang mencintai ilmu dan masyarakat, al-Marhum al-Arif Billah KH. ZAINI MUN’IM dalam kehidupan di dunia yang fana ini berakhir, tepat pada hari Senin tanggal 26 Juli 1976 M/ 29 Rajab 1396 H. Beliau wafat meninggalkan ribuan santri dan muhibbin dari masyarakat dan kolega perjuangannya. Indonesia berduka, merasa kehilangan seorang Faqih ‘Allamah yang banyak menguasai ilmu tapi tetap tawadlu’, yang lembut tutur katanya dan menghargai setiap orang yang ditemuinya, tegas dalam menegakkan yang haq, merangkul terhadap semua kekuatan, memahami jeritan tangis ummat dan membelanya tanpa mengenal lelah dengan penuh pengorbanan.
Saat ini jasad beliau telah tertimbun oleh tanah, namun… semangat beliau dalam mendalami ilmu dan ruhul jihad dalam menegakkan sifat-sifat mahmudah beliau, tidaklah ikut sirna. Semuanya masih segar dalam penjiwaan dan utuh dalam memori setiap orang yang mengenalnya, dan terus tumbuh berkembang pada kepribadian pewarisnya, mengalir kepada siapapun yang membuka pintu untuk mentauladaninya. Karya besar beliau saat ini sudah terlihat, Pondok Pesantren Nurul Jadid muncul menjadi kekuatan pendidikan Islam dan telah memberikan sumbangsih untuk kejayaan Agama, Nusa dan Bangsa. Maka sepantasnya kita umat Islam, mendoakan terus al-marhum sebagai ungkapan rasa hormat dan terimah kasih atas jasa-jasa KH. Zaini Mun’im. (wiki.aswajanu.com)
K. MAHDAR (MBAH) ADALAH SANTRI K.H. ZAINI SEMASA DI GALIS MADURA, KETIKA BELIAU HIJRAH KE SUKOREJO KARENA PESANTREN BELIAU DI BAKAR OLEH PENJAJAH, BELIAU PERNAH MEMBELI SAWAH YANG MERAWAT ADALAH K. MAHDAR. LALU DI JUAL LAGI UNTUK DIBELIKAN DI PAITON