Apabila orang melewati sekitar sumber Omben, maka akan terdengar , seolah-olah di dalam tanah ada gua yang besar. Air dari sumber Omben yang tidak terus mengalir keluar desa Omben itu kira-kira jatuh ke dalam gua di dalam tanah itu. Lambat laut itu lobang ke dalam tanah dikiranya di dalam tanah itu.Dari sebab itu sampai sekarang, air dari sumber omben itu dapat dipergunakan orang sehingga keluar desa Omben dan menjadi sumber saluran air (Waterleiding) diseluruh Kabupaten-kabupaten Sampang dan Pamekasan.
Pada mula- mulanya itu air dapat dipergunakan di hiar desa Omben semula adalah beriwayat sebagai berikut Sebelum tahun 1920 telah sering oleh pemerintah pada itu waktu dicobanya sumber itu dicapteer dengan memakai semen, dikerjakan oleh beberapa Insinyur sehingga dua belas kali di dalam jaman beberapa tahun, akan tetapi tidak berhasil.
Menurut kepercayaan orang, disebabkan oleh sumpah dari Kudho Panule. Di dalam tahun 1921 ada seorang Camat yang mencoba mengalirkan air sumber itu keluar desa Omben dengan sebelumnya mengadakan selamatan desa dan memotong seekor kerbau betina yang berbulu putih (Kebo bule), sebab Kudho Panule pada waktu ia menjadi bayi, hidup dengan menetek kepada kerbau betina yang berkulit putih (Kebo bule).
Maka dengan bantuan rakyat desa Omben dan disambung dengan saluran air dari sumber Napo (didekat Sampang) dialirkan ke kota Sampang dan dijalankan pula ke sebelah timur sampai di batas Kabupaten Pamekasan. Maka untuk ketigabelas kalinya sesudah tahun 1921 oleh pemerintah, dicobanya pula dicapteer dengan semen. Maka dapatlah itu capteering dijalankan, sehingga pada permulaan tahun 1926 jadilah saluran air (waterleiding) yang meliputi seluruh Kabupaten Sampang dan Pamekasan sehingga pada ini waktu. Saluran-saluran yang dipakai untuk meletakkan pipa-pipa dari saluran air itu ialah saluran-saluran yang dibikinya dengan bantuan rakyat oleh Camat yang tersebut di atas.