Kongres Budaya Madura Jangan Jadikan Propaganda Politis.

Tadjul Arifin R

Aalah seorang pemerhati budaya Maduya, yang juga dikenal sebagai sejawaran Madura, Tadjul Arifin R, sangat menyesalkan pristiwa seminar tersebut. “Kalangan sastrawan, seniman dan budayawan telah dipermalukan oleh basa-basi Pra Kongres Budaya Madura”.

Tadjul meski diundang dia tidak mau hadir, karena peristiwa kebudayaan ini dirasakan terselubung unsur politik tertntu. “Ini sangat membahayakan pada kredibilitas budaya Madura”.

Lilik Rosida Irmawati

Demikian pula Lilik Rosida Irmawati, pemerhati budaya Madura yang telah menerbitkan bukunya “Berkenalan dengan Kesenian Tradisi Madura, Kumpulan foklore Madura “Gai Bintang” dan novel “Marlena, Perjalanan Wanita Madura”, justru hanya mendengar berita tersebut ketika dia menjadi juri lomba-loma seni di Kantor Perpuskaan Sumenep. “Saya heran juga, ketika itu para seniman kumpul dengan saya, mereka juga tidak tahu”, ungkapnya keheranan.

Pengakauan sastrawan, seniman dan budayawan yang lainpun tidak tahu menahu adanya Pra Kongres Budaya Madura tersebut, bahkan diundangpun mereka tidak akan hadir, karena dihawatirkan hanya sekedar catatan-catatan (rekomendasi) seperti Kongres sebelumnya yang sama sekali tidak ada implementasinya.

Yah, apa lacur Pra Kongres Budaya Madura telah terjadi dan berlangsung, semua masyarakat Madura hanya menunggu apa yang akan dihasilkannya. Pertanyaannya sekarang, Pra Kongres Budaya Madura di Sumenep, Apa apa denganmu? (Syaf Anton Wr/Lonta Madura)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.