Konsep Tanéyan Lanjhâng Mengangkat Nilai Kekerabatan

Komposisi rumah taneyan lanjhang

Kekompakan masyarakat pedesaan dalam melakukan aktifitas juga menunjukkan rasa solidaritas yang sangat tinggi. Dalam membangun rumah mereka Iebih dahulu mengenal istilah guthong rojhung ngosong lombhung (gotong royong mengangkat lumbung padi). Seperi yang diakukan ketika akan menanam sabbhrâng (ketela pohon), sebagaimana terjadi di desa Jelbudan Kecamatan Dasuk, Sumenep.

Yang punya tegal cukup menyediakan bu’u’ (istilah makanan dan jagung yang dihaluskan dicampur dengan ketela pohon dan diberi parutan kelapa) untuk sarapan, lalu keluar dengan memukul mata cangkul dan disambut dengan tetangganya memukul juga, yang kemudian mereka berkumpul semua, mengerjakan bersama dengan waktu 3 jam  selesai. Kemudian semua makan sarapan bersama yang dtempatkan pada beberapa gâddhâng (tampa/nyiru). Mereka  ngakan saléng jhumbu’ (makan saling jumput).

Juga hal tersebut dilakukan oleh para penghuni tanéyan lanjhâng, yakni makan bersama dalam satu wadah. Hal ini menunjukkan bahwa sistem kekerabatan  sangat dekat dan  tinggi. (Tadjul Arifin R/Syaf Anton Wr)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.