Iqbal Nurul Azhar
Masyarakat Madura merupakan masyarakat budaya yang memiliki corak khas. Mereka dikenal sebagai masyarakat yang memiliki watak keras, ulet, gigih, menjunjung tinggi harga diri dan memiliki ikatan kekerabata yang kuat. Sebagian masyarakat Madura hidup dengan bercocok tanam dan sebagian lainnya hidup sebagai nelayan. Perwatakan, sikap, dan budaya bercocok tanam dan berlayar tersebut banyak digambarkan dalam lagu-lagu daerahnya. Berikut ini akan dibicarakan 13 lagu yang mampu merepresentasikan kehidupan sosial budaya masyarakat Madura. Lagu-lagu tersebut dianalisis untuk dipahami makna dan keterkaitannya dengan simbolitas kehidupan sosial dan budayanya.
(1) Lir Saalir
Lir saalir, alir alir, kung! Ngare’ benta ngeba sada,
Mon motta esambi keya, Lir saalir, alir alir, kung!
Tada’ kasta neng e ada’, Ghi’ kasta e budi keya,
Lir saalir, alir alir, kung!
Perreng pettong pote-pote, Reng lalakon patengate….
“Lir Saalir” merupakan lagu yang biasanya dinyanyikan anak-anak ketika mereka bermain di tengah terangnya rembulan. Lagu ini berbentuk pantun nasihat yang sangat berguna dalam menjalani kehidupan ini
Lagu ini memberi nasehat untuk selalu berhati-hati dalam bekerja, bertindak, bertingkah laku, berbicara, dan bersikap (Reng lalakon patengate). Lagu ini juga memberi nasehat untuk selalu berpikir dengan jernih sebelum mengambil tindakan atau membuat keputusan, karena kesalahan dalam bertindak atau memutuskan sesuatu akan menimbulkan penyesalan di kemudian hari (Tada’ kasta neng e ada’, Ghi’ kasta e budi keya).
(2) Pa’-Opa’ Iling
Pa’ o pa’ iling, Dang dang asoko randhi,
Reng towana tar ngaleleng,
Ajhara ngajhi babana cabbhi,
Le olena gheddhang bighi.
Lagu “Pa’- Opa’ Iling” biasanya dinyanyikan orang tua ketika mereka menimang atau mengajak bermain anaknya yang masih kecil. Meskipun lagu ini hanya terdiri dari empat baris, lagu ini sarat makna. Mayoritas orang Madura beragama Islam. Sebagai masyarakat yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai agama Islam, masyarakat Madura mewajibkan anak-anaknya untuk belajar mengaji sejak dini (Ajhar Ngajhi) agar mereka bisa pintar. Ngaji disini tidak hanya diartikan belajar membaca Al-Qur’an tetapi bisa diartikan pula sebagai kegiatan mencari ilmu-ilmu dunia bagi bekal kehidupan di masa yang akan datang