Untuk memberikan jaminan bahwa anak-anak mereka dapat dan lulus mengaji, para orang tua harus bekerja keras. Pekerjaan sekeras apapun, dan meskipun hasilnya kecil, (Reng towana tar ngaleleng, le olena gheddhang bighi) akan mereka lakukan asal anak mereka dapat mengaji dan lulus dengan baik.
(3) Caca Aghuna
Ya’ tampar ya’ tampar, mulet nyono’ ka cengkol, mon lapar yu’ nono tela sapekol, ka’ korang, ka’ korang, ka’ korang, mon coma neng sapekol, arapa ma’ pada bongsombongan, acaca ta’ mambhu ongnaongan, lebbi becce’ caca seaghuna, nyauwaghi ka jhuba’ panyana, arapa arapa, bhujung bada eroma, acaca acaca ngangghuya tatakrama, yu’ kanca kakabbhi, yu’ kanca pada a alako se aghuna.
“Caca Aghuna” (kata yang bermanfaat) berisi nasihat untuk selalu berhati-hati dalam mengatakan sesuatu. Orang akan dihormati atau dihina karena perkataannya. Kita selalu mengatakan sesuatu yang baik dan berguna karena akan menjauhkan diri dari kejelekan (lebbi becce’ acaca seaghuna, nyawuaghi ka jhuba’ panyana).
Lagu tersebut juga memberi nasehat agar kita harus selalu menggunakan tatakrama (acaca ngangghuya tatakrama) dalam berbicara, yaitu kita harus melihat siapa yang kita ajak bicara, dan tingkatan bahasa apa yang harus digunakan. Berbicara dengan orang yang lebih tua tentunya akan berbeda dengan berbicara kepada teman sebaya. Tata krama ini demikian pentingnya bagi masyarakat Madura dan karenanya sejak dini anak-anak Madura diperkenalkan dengan tingkatan bahasa, yaitu bahasa Enja’ Iya (kasar), Enggi Enten (tengah), dan Enggi Bunten (halus). Orang yang tidak mampu menggunakan tingkatan bahasa tersebut dianggap sebagai orang yang tidak tahu tatakrama dan tidak berbudaya.
(4) Les-Balesan
Arapa ma’ nojjhune ta’ nyapa, la-pola senko’ andi’ sala,
Enja’ sengko’ ta’ apa-rapa, Coma ta’ kenceng acaca,
Ma’ pas akolba’na budi arena, Sapa bara’ ro,
Namen tales pengghir paghar,
Ta’ enga’ lamba’ ro, Aba’ males sengka ajhar,
Sapa bara’ ro, Mano’ keddhi’ ca’-lonca’an,
Ta’ enga’ lamba’ ro, Mon ta’ andi’ ta’-penta’an
“Les-Balesan” (saling membalas) Lirik lagu ini mengandung ajaran dan nasihat yang patut diikuti masyarakat Madura. Lagu di atas menyarankan kepada para anak muda untuk selalu rajin mencari ilmu agar tidak menyesal kelak ketika mereka sudah tua (Ta’ enga’ lamba’ ro, Aba’ males sengka ajhar). Dengan belajar yang tekun, kelak mereka akan menjadi sukses dan mampu secara ekonomi, sehingga mereka tidak perlu mencari dan meminjam uang kesana kemari hanya untuk makan (Mon ta’ andi’ ta’-penta’an).