Pertahankan Kalianget pada November 1947
Setelah Batalyon V Resimen 35, Kompi II yang dipimpin oleh Letnan Salamon kembali dari Kamal, ditempatkan di Pabrik Garam Kalianget, kala itu yang menjabat sebagai Kepala Pabrik adalah R. Andana Sasmito. Letnan Salamon ditugaskan untuk mengamankan Pabrik Garam yang merupakan Perusahaan yang sangat vital. Letnan A. Afandie sebagai Cie I dan merangkap sebagai Kepala Staf Cie, Kopral Abd. Mannan sebagai perlengkapan dan Sersan Mayor Moh. Saleh sebagai juru bayar/Keuangan.
Kesatuan Laskar Rakyat yang ada di Kalianget pada waktu itu adalah Cie Angkatan Laut RI dibawah pimpinan Sabidin, sedangkan Laskar Buruh Indonesia (LBI) dibawah Osman Polontalo, selanjutnya beliau tidak diketahui tempat tinggalnya. Dan pemasangan trekbom dilakukan oleh Ganie dibawah pengawasan Kapten Sahur. Dan barisan Pesindo dipimpin oleh RP. Agil.
Pada waktu terjadi pertempuran yang sengit di Kalianget. Belanda memuntahkan peluru meriam kapalnya ke pertahanan pantai Kalianget sejak jam 14.00 sampai jam 16.30, akhirnya tentara Belanda dengan kapal-kapalnya kembali ke lautan lepas. Korban di pihak kita hanya beberapa orang terluka, diantaranya dari TRI dan LLRI. Karena itu sektor IV Kalianget dan Prenduan terhindar dari pendudukan tentara Belanda.
Pertahanan Kalianget waktu itu dibagi dua : Kalianget timur ditugaskan kepada Laskar Laut (istilahnya kala itu ALRI darat), sedang Kalianget barat Cie Salamon dibantu oleh Pesindo dan LBI. Pengamanan dilakukan di dalam Pabrik Garam, karena waktu itu pabrik Garam mensuplay bahan makanan kepada pasukan yang bertugas di medan juang. Pada hari Jum’at sekitar jam 10.00 secara tidak terduga sebelumnya sebuah kapal Destroyer milik Belanda dari arah selatan “Kèsong” (pangkalan kereta api pengangkut garam yang menjorok kelaut) bergerak menuju pelabuhan Kalianget, sasarannya adalah Pelabuhan Kertasada dan Tambangan.