Le-alle Bengko, Permainan Anak Madura yang Kompetitif

Peralatan yang dipergunakan dalam permainan le-alle bengko hanya empat bilah tiang “soda” (teras) rumah yang sudah ada. Untuk peserta anak laki-laki biasanya dipilih tiang-tiang “soda” rumah teneyan lanjang, maksudnya agar jarak dari tiang ke tiang agak jauh. Sedangkan anak-anak perempuan memilih rumah taneyan lajang yang tidak panjang. Tiang-tiang ini harus kuat dan dari tiang ke tiang tidak ada perintang.

Peramainan le-alle bengko ini tidak diiringi irama gamelan musik atau pun nyanyian, akan tetapi yang terdengar hanya suara teriakan-teriakan yang selalu menyertai permainan ini, mi­salnya teriakan memperingatkan kawannya, teriakan terkejut atau teriakan-teriakan yang memberi semangat serta gertak sebagai siasat.

Apabila pelaku-pelaku permainan ini telah berkumpul, lalu diadakan suatu konsensus terhadap aturan-aturan permainan, seperti:

  1. Pemilik rumah tidak boleh terlalu lama tidak pindah rumah, apabila terlalu lama mereka akan diperingati oleh kelompok lawannya.
  2. Suatu rumah tidak boleh direbut oleh dua orang anak dalam satu kelompok.

Kemudian apabila masing-masing telah mengetahui aturan- aturan permainan dan para pelaku telah berkumpul, maka dila­kukanlah pemilihan dalam kawan kelompok. Dalam memilih ka­wan kelompok ini, mereka banding-bandingkan sesama pemain, agar dua orang yang berlawanan itu setidak-tidaknya seusia, dan sebanding pula ketrampilannya, kegiatan serta kekuatan fisiknya. Setelah mereka membagi dua-dua yang seimbang lalu mereka melakukan “suten”. Pemenang sama-sama pemenang kelompok, yang kalah masuk kelompok yang kalah. Jika penentuan anggota kelompok bermain ini telah ditentukan, kemudian mereka mela­kukan “suten” lagi untuk menentukan kelompok pemain dan pe- nyergap. Salah seorang sebagai wakil dari kelompoknya melakukan “suten” dengan kelompok lawannya, misalnya kelompok A yang menang “suten” dan kelompok B yang kalah “suten”. Yang me­nang (kelompok A) mendapat kesempatan bermain lebih dahulu, yaitu menjadi “pemilik” dan sekaligus sebagai “penjaga rumah”; sedangkan yang kalah (kelompok B) menjadi “penyergap”.

Setelah diketahui kelompok yang menang dan kelompok yang kalah, serta telah ditentukan tempat permainan maka permainan pun dimulai. Kelompok A sebagai pemenang; masing-masing ang­gota memiliki tiap (rumah) yang dijaga oleh seorang pemain. Tiang pertama dijaga oleh A, tiang kedua oleh A2, tiang ketiga oleh A3, dan tiang ke empat oleh A4. Sedangkan kelompok B sebagai ke­lompok “penyergap” untuk merebut rumah yang kosong berdiri di tengah-tengah, seperti BI. berdiri di antara Al – A2; B2 di an­tara A2 – A3; B3 di antara A3 – A4 dan B4 diantara Al – A2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.