Le-alle Bengko, Permainan Anak Madura yang Kompetitif

Kaitan antara permainan le-alle bengko dengan pemindahan rumah secara bergotong-royong agar anak-anak tersebut melalui rekreasi selalu mengingat sikap kegotong-royongan, yang menda­sari pemindahan rumah salah seorang warga desanya atau kam­pungnya. Oleh karena itulah permainan ini, merupakan usaha me­lestarikan nilai dan sikap yang baik. Yang jelas permainan seder­hana ini memang timbul dari masyarakat itu sendiri, yang kemu­dian diwariskan dari generasi ke generasi. Dengan demikian, per­mainan le-alle bengko sebagai salah satu permainan rakyat mem­punyai arti yang sangat penting di dalam upaya meningkatkan nilai-nilai budaya, karena di dalam permainan ini tergambar ke­hidupan masyarakat petani yang telah melatarbelakangi bentuk kebudayaan mereka.

Apabila kita kaji permainan ini, maka akan tampak nilai-nilai yang tergambar di dalamnya. Ada pun nilai-nilai ini, antara lain:

  1. Rasa disiplin, yakni para pemain harus mematuhi aturan- aturan yang telah ditetapkan dalam permainan berdasarkan konsensus bersama. Seperti, “pemilik rumah” tidak boleh terlalu lama tidak pindah rumah, dan satu rumah tidak boleh direbut oleh dua orang dalam satu kelompok.
  2. Unsur gotong-royong atau kerja-sama. Unsur gotong- royong di |sini tampak sekali, yakni ketika akan berpindah dari satu tiang ke tiang lain, usaha pindah ini haruslah segera diikuti oleh anggota kelompoknya. Misalnya, kelompok A sebagai “pen­jaga rumah” di mana masing-masing anggotanya mempunyai tiang Al, A2, A3, dan A4) (lihat dengan arena permainan). A1 berusaha pindah ke A2, dan bersamaan dengan itu A2 berusaha pindah ke A3 dan A3 berusaha pindah ke A4, begitu pula A4 harus berusaha pindah ke Al. Dalam usha pindah rumah ini, jangan sampai ru­mah tidak terjaga karena bila rumah tidak dijaga maka akan ditem­pati oleh lawan kelompoknya, dan kelompok “panjaga rumah” berarti kalah. Oleh karena itulah, rumah yang kosong harus segera diisi, dengan segera oleh kawan kelompoknya, sebab lawannya selalu mengincar kekosongan rumah tersebut. Lantaran itulah tim atau kelompok A harus kompak, kerja sama rapi dan selalu jeli, mencari kesempatan akan kelengahan*lawan, agar serempak bisa pindah rumah sehingga rumah yang ditinggal tidak dapat direbut. Begitu pula kelompok B sebagai kelompok “penyergap”, mereka harus bekeija sama sesama anggota kelompoknya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.