Macapat di pesantren
Di Pamekasan, salah satu lembaga pendidikan pondok pesantren yang berupaya tetap melestarikan kesenian tembang macapat ini adalah pondok pesantren Sumber Anyar yang juga terletak di Desa Larangan Tokol, Kecamatan Tlanakan.
Hampir setiap bulan di pondok ini selalu menampil tembang macapat untuk masyarakat sekitar. Menurut Pengasuh Pondok Pesantren itu, Habibullah Bahwi, pihaknya tetap berupaya mempertahankan kesenian tembang macapat, karena jenis kesenian itu memiliki nilai sejarah dengan penyebaran agama Islam di Nusantara.
Apalagi, kata dia, dalam kisah tembang macapat itu tidak hanya menyajikan cerita-cerita kerajaan dan pergulatan kekuasaan saja, tetapi juga ada cerita-cerita kenabian, yakni kelahiran Nabi Muhammad SAW.
“Makanya kitab layang dalam kisah tembang macapat ini disebut ’Nubuwah’ yang oleh orang Madura disebut Nur Bhuwat,” terang Habibullah Bahwi. Istilah Nubuwah, kata dia, merupakan kata padanan dari “Nabi” dan “Kenabian”.
Oleh sebab itu, sambung dia, pihaknya menganggap perlu budaya leluhur ini tetap dipertahankan karena berkaitan. “Tapi yang menjadi permasalahan sekarang ini adalah peminat, yakni tidak ada lagi generasi muda yang mau mempelajari jenis kesenian ini,” terang Habibullah Bahwi.
sumber: http://oase.kompas.com/read/2011/03/13/0126417/Macapat.di.Madura.Terancam.Punah