Pentingnya Kesopanan, Kehormatan, dan Islam
Jika Aceh dikenal sebagai serambi Mekkah, maka Madura adalah serambi Madinah-nya. Tak banyak daerah yang mendapat kehormatan dilekati label istimewa ini. Dari kedua atribut tersebut dengan mudah terlihat posisi dan kultur yang khas, yakni kelekatannya dengan tradisi keislaman. Tidaklah mengherankan jika keseluruhan bangunan hidup dan kehidupan masyarakatnya tak dapat dilepaskan dari kultur keagamaannya yang teramat khas tersebut.
Berikut tulisan bersambung wartawan Radar Madura di Sumenep Rasul Junaidy.
Menarik sekali, kalau melihat prilaku dan pola kehidupan masyarakat Madura yang teramat khas itu. Kalau diamati, masyarakat Madura biasanya selalu didiskripsikan oleh etnik lain jauh berbeda dengan pandangan orang Madura tentang diri mereka sendiri.
Menurut budayawan D. Zawawi Imron, seringkali gambaran tentang masyarakat Madura oleh orang luar bernuansa atau bersifat sangat negatif. ”Etnik lain selalu menggambarkan masyarakat Madura sebagai kelompok orang-orang yang keras, suka membunuh, pendendam, mudah tersinggung, dan tidak toleran terhadap orang lain,’’ ujarnya.
Yang lebih menyakitkan lagi, kata D. Zawawi Imron, adalah ucapan Elly Dowen Buusma, si peneliti masalah carok yang menyebut Madura sebagai Sisilia of Java.
Paling tidak, itulah gambaran sosial budaya masyarakat Madura menurut “orang luar Madura”. Namun, sesungguhnya, menurut orang dan masyarakat Madura sendiri pada dasarnya terdapat paling tidak tiga citra diri dalam kehidupan sosial budaya Madura, yaitu Kesopanan, Kehormatan dan Islam.
Ya, saya setuju dengan artikel di atas
saya sangat setuju dengan artikel di atas. ketika dikaitkan dengan realitas kehidupan nyata
apa yang telah di katakan di atas itu sudah agak sedikit benar. meihat realita yang sedang terjadi saat ini.