Dengan melihat persaingan global sekaligus memperhatikan kondisi masyarakat, Madura dapat memusatkan perhatian kepada pariwisata yang islami dan khusus. Inggris misalnya telah mengkhususkan diri kepada obyek warisan budaya dan obyek sejarah, sementara Swiss terkenal untuk wisata pegunungan, dan Thailand lebih kearah pengalaman eksotis.
Oleh karena itu, dengan bermodalkan sumber daya yang ada di Madura dan menonjolkan keunikan daerah di dalam tautan dengan sistem ekonomi yang mendunia, suatu pengkhususan dan penglabelan perlu dilakukan agar Madura memiliki keunggulan dalam bersaing. Dan dalam hal ini, Madura sangatlah berpeluang untuk menjadi sesuatu yang berbeda dengan daerah-daerah lain, termasuk Bali, Lombok, Yogyakarta dan lain-lain.
Penutup
Untuk mewujudkan Madura sebagai Etalase Islamic Tourism bukanlah suatu hal yang mudah, dan membutuhkan proses yang sangat panjang, namun branding “Islamic Tourism” dapat dikomunikasikan kepada masyarakat luas sejak dini sebagai pencitraan untuk pariwisata khas Madura.
Karenanya, pemerintah sebagai fasilitator sekaligus regulator secara aktif dapat melakukan kerjasama yang menguntungkan dengan pihak-pihak terkait dalam pengembangan dan promosi pariwisata Madura, dengan tidak mendiskriminasikan masyarakat sebagai unsur stakeholder yang memiliki peran penting untuk keberlangsungan kepariwisataan di Madura.