Madura Jangan Dipandang Sebelah Mata

Akan tetapi, bagi Latief, Madura tidak sekadar kekerasan dan keterbelakangan. Sama dengan entitas sosial budaya di Indonesia, Madura punya serpihan budaya mengakar kuat. Amatlah salah jika orang beranggapan bahwa Madura hanyalah kekerasan dan kekerasan.

Menurut Latief, pemahaman orang terhadap Madura yang tidak utuh itu dilatari pengetahuan yang kurang memadai. Itu terjadi karena studi Madura masih kurang. Sedihnya, orang Madura yang berada di lingkungan kampus pun, enggan meneliti Madura.

Jika orang Madura mau meneliti sosial budaya Madura, akan lebih banyak nuansa yang bisa ditangkap, dibanding orang Belanda atau luar Madura lainnya. Latief mencontohkan keterikatan orang Madura terhadap ulama yang tidak sentral dan sangat lokal.

“Benar, Madura adalah basis NU. Akan tetapi, dulu jarang sekali orang Madura yang kenal Gus Dur. Mereka lebih kenal Kiai Allawy di Sampang, Kiai Kholil di Bangkalan, Kiai Warist di Sumenep. Baru setelah jadi Presiden, orang Madura tahu Gus Dur. Bahkan, tidak semua warga Sampang patuh pada Kiai Allawy,” ujar Latief.

Kasus pemilihan Bupati Sampang mencerminkan bagaimana ketaatan lokal warga Madura. Meskipun sama-sama berasal dari NU, toh Kiai Allawy tidak bisa “menaklukkan” warga PKB yang notabene juga NU. “Perspektif sosiologis seperti ini yang jarang dipahami orang luar Madura,” ujar Latief yang kandidat doktor UGM ini.

Dalam budaya Jawa ketaatan masyarakatnya bisa tersentralisasi pada sultan sebagai tokoh agama dan pemerintahan, sehingga, sangat jarang terjadi konflik antardaerah. Katanya, “Di Madura pernah terjadi warga Sampang saling bunuh dengan warga Bangkalan.”

Lebih jauh, kata ayah dua orang putra ini, ketaatan warga Madura bisa dipilah dalam tiga arus besar, ulama, umara, dan blater (jawara), yang memiliki wilayah otoritas berbeda namun saling melengkapi. Dari pandangan ini bisa dipahami mengapa karapan sapi yang melukai itu, bisa tetap bertahan.

“Menyakiti hewan itu jelas dilarang agama. Akan tetapi, karapan sapi itu wilayah blater, ulama akan sulit masuk. Rapal untuk memperkuat lari sapi, mereka peroleh dari ulama,” ujar Latief.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.