Huub de Jonge
Madura tidak pernah menjadi kesatuan politik yang berdiri sendiri. Sebaliknya, sebelum daerah itu tidak lama setelah tahun 1800 dimasukkan ke dalam negara kolonial Hindia Belanda, dan kemudian ke dalam negara Indonesia, Madura terdiri dan beberapa kerajaan yang saling bersaingan. Lagi pula, sampai VOC muncul kerajaan-kerajaan tersebut sedikit banyak tergantung pada kerajaan-kerajaan yang lebih besar yang kekuasaannya berpusat di Jawa. Antara tahun-tahun 1100 dan 1700 berturut-turut kerajaan-kerajaan di Madura berada di bawah supremasi kerajaan-kerajaan Hindu di Jawa Timur, negara-negara Islam pesisir Demak dan Surabaya, dan Kerajaan Mataram di jawa Tengah.1) pada paroh pertama abad ke-18 Madura berada di bawah kekuasaan Kompeni. Kerika berada dalam kekuasaan negara-negara tersebut, juga semasa supremasi VOC, kerajaan-kerajaan Madura yang kecil ini meiniliki otonoini yang cukup besar.
Pada abad kesepuluh, pusat politik di kepulauan Indonesia bergeser dan Jawa Tengah ke Jawa Timur. Mengenai sebab sebab pergeseran tersebut, tetap masih belum jelas. Krom dan Schrieke berpendapat, pada tingkat pertama peristiwa itu berkaitan dengan soal perpindahan istana dan aparat pemerintahan. Menurut Schrieke (1955—1957, II: 300—301) kemungkinannya karena penghisapan yang terus-menerus, sehingga kaum tani dalam jumlah yang besar meninggalkan negeri itu dan dengan deinikian mengancam posisi serta gaya hidup kaum bangsawan. Krom (1931: 206—209) memperkirakan kerajaan Jawa Tengah yang dahulu itu mungkin karena “sebab-sebab yang mendesak” lainnya—seperti wabah, letusan gunung api, atau barangkali suatu ancaman iniiter—telah meinindahkan pusat pemerintahan. Setidak-tidaknya reorganisasi tersebut mengakibatkan cengkeraman terhadap Jawa Timur dan kepulaüan di sekitarnya menjadi bertambah. Yang tadinya merupakan daerah pinggiran, Jawa Timur malah menjadi pusat kepulauan Hindia Timur. Hegemoni dan dinasti kerajaan Hindu ini berlangsung lama, yaitu sepanjang 600 tahun, dan kira-kira tahun 900 sampai sekitar tahun 1500.. Berturut-turut Pulau Madura berada dalam daerah pengaruh Kedini (1050—1222), Singasari (1222—1292), dan Majapahit (1294_1572).2)
Hubungan-hubungan kenegaraan dan pemerintahan yang jelas dan tepat dalam kerajaan-keralaan Hindu tersebut sulit direkonstruksikan karena ketiadaan sumber. Bagaimanapun juga, yang pasti ialah dalam zaman ini, dengan mengikuti teladan dan di bawah pengaruh peristiwa yang serupa di Jawa Timur, di Madura telah dimulai dengan mendirikan gabungan kekuasaan yang sentral (Krom 1931: passim; De Graaf dan Pigeaud 1974: 169, 170, dan 175). Mula-mula di Pulau Madura mungkin terdapat sejumlah besar kerajaan kecil, yang lambat laun digabung menjadi kesatuan-kesatuan yang lebih besar. Dampak yang terpenting dan perkembangan ini ialah bahwa penduduk dalam usaha memproduksi untuk mencukupi kebutuhan mereka sendiri, terpaksa harus menghasilkan surplus produksi bagi golongan-golongan adininistrasi dan iniliter (Gonggrijp 1928: 10).
Datanya cukup lengkap dan menarik.
Tolong juga sajikan tentang pendaratan Belanda di Madura pertama kali (tahun 1596), disitu juga ada pertempuran antara rakyat madura dg belanda. saya kira itu akan jadi kajian yg menarik
mantap
Terima kasih. Silakan berkunjung di posting yang lain