Maskumambang
Mon nyaroan ratona banne ngerenge
Mastena nyarowan
Tao se ekabutowen
Dha’ ka oreng a manfaat
Terjemahannya sebagai berikut :
(Kalau lebah pemimpinnya bukan kecoak, seharusnya lebah, mengerti tentang kebutuhan, kepada manusia sangat bermanfaat).
Tembang Maskumambang menyiratkan sebuah hubungan yang sangat serasi, seimbang dan harmonis antara manusia dan semua makhluk hidup. Dengan akal pikirannya, manusia diajak untuk membaca, menyimak memperhatikan serta memikirkan serta mengambil manfaat dari keberadaan makhluk hidup lainnya. Hal itu sesuai dengan kapasitas manusia sebagai pengemban amanah di bumi.
Melalui alunan tembang Maskumambang, manusia diajak untuk membaca secara detail fenomena alam dan mengambil hikmah dari semua makhluk ciptaan Allah SWT. Sekecil apapun bentuk dari makhluk ciptaan-Nya tetap memberikan nilai dan manfaat yang sangat besar bagi manusia. Di samping itu tembang Maskumambang mengungkapkan suasana hati yang rawan akibat kesedihan dan keprihatinan yang mendalam.
Durma
Lamon dika epassrae panggabayan
Ampon mare apekker
Terang ka’ekko’na
Adjanji maranta’a
Pon pon brinto tarongguwi
Anggap tanggungan
Ma’ ta’ malo da’ oreng
(Asmoro, 1950 ; 19)
Terjemahannya :
(Jika kamu mendapat beban pekerjaan, sudah selesai dipikir, tentang seluk-beluknya kerja, usaha untuk menyelesaikan, jika demikian haruslah serius, bekerja dengan penuh tanggung jawab, agar tidak mengecewakan orang).
Di samping melambangkan tentang nafsu manusia, tembang ini menyiratkan hubungan yang sangat erat antar manusia sebagai makhluk sosial. Dalam menjalankan kehidupannya, manusia senantiasa memiliki ketergantungan pada manusia lainnya. Dengan adanya ketergantungan tersebut, maka setiap individu dituntut untuk bertanggung jawab terhadap diri sendiri ataupun orang lain. Terutama tanggung jawab dalam mengemban tugas. Dalam arti nilai-nilai profesionalisme benar-benar dijunjung tinggi.
Tanggung jawab akan melahirkan rasa aman sekaligus rasa percaya terhadap diri sendiri ataupun orang lain. Dengan bertanggung-jawab hubungan antara sesama manusia menjadi serasi dan harmonis, sehingga menghilangkan rasa saling curiga dan buruk sangka. Dengan demikian maka hubungan yang dilandasi saling percaya, saling ketergantungan, saling bertanggung-jawab serta memiliki keterikatan yang kuat akan menjauhkan manusia dari segala permusuhan.
Kasmaran (Asmaradhana)
Dhu tang ana’ reng se raddin, se ganteng pole parjuga
spopre enga’ ba’na kabbi.ja’ odhi’ badha neng dunnya
kodu ba’na enga’a, sabban are korang omor, sajan abid sajan korang.
Sabellun dhapa’ ka janji, la mara pong-pong sateya
bannya’-bannya’ pangabekte, alakowa parentana, jauwi laranganna
Guste Allah Maha Agung, ngobasane alam dunnya.
Dhu tang ana’ estowagi, asareya kabecce’anmenangka sangona odhi’.
ternyata tembang memiliki makna yang mendalam… baru tahu nih
salah satu yang harus dijaga dan lestarikan karena mengandung nasihat yang berkaitan dengan kehidupan manusia. tembang macapat 🙂
Apa amanat tembung macapat sinom.
?????
Interpretasi saja
mohon linknya diupdate kembali gan karna sudah dihapus… dan kalau ada saya minta macapat yang versi cetakan… dengan tulisan asli(kona) hal tersebut demi terciptanya pendidikan yang baik karena di SMA kami mengajar Bahasa Madura
Silakan: lebih lengkap tentang bahasa Madura klik Okara Madhura, http://www.okaramadura.com
kebetulan aku butuh reprensi buat skripsi, jika boleh aku mau minta teks asli macapat Madura. terimakasih
Cri buku “Tembhang Macapat Madhura”, penulis Oemar Sastrodiwirjo, dapat dihubungi Yayasan Pakem Maddu Pamekasan. Barangkali masih tersedia. Atau kontak saya via syafanton@gmail.com
Assalamualaikum…
maaf permisi
boleh kiranya saya minta filenya?
terimaksih
maaf atas kelancangan saya
wassalamualakum
boleh tau bku refrensix yg tentang macam2 dan seluk beluk tembang macapat madura yg lengkap. mhon jawabanx, terimakasih
Wah sampai saat ini kami masih belum menemukan referensi teks buku tentang macapat. Tulisan ini diangkat dari buku Berkenalanan Dengan Kesenian Madura, penulis Lilik Rosida Irmawati. Artikel tersebut berdasarkan referensi dari wawancana dan catatan-catatan para pelaku macapat. Ada satu buku “Tembhang Macapat Madhura”, penulis Oemar Sastrodiwirjo (orang tua Wabub Pamekasan Kadarisman Sastrodiwirjo) dapat dihubungi Yayasan Pakem Maddu Pamekasan. Barangkali ……. Trims