Apakah ada data pendukung yang konkrit dan valid argumen yang Bapak paparkan ?
Data dari Biro Pusat Statistik menunjukkan bahwa pada tahun 1980 dan 1990 penutur bahasa Madura mengalami penurunan. Data tahun 1980 jumlah penutur bahasa Madura berjumlah 6.913.977 orang (4,71 % dari jumlah penutur bahasa daerah di Indonesia). Pada tahun 1990 berjumlah 6.792.447 penutur (4,29 %). Data itu menunjukkan bahwa dalam satu dekade jumlah penutur bahasa Madura semakin berkurang, yakni sekitar 121.530 orang. Atau setiap tahunnya berkurang 12.153 orang penutur bahasa Madura. Penurunan tersebut menunjukkan fenomena yang memprihatinkan.
Berarti perlu adanya langkah-langkah strategis terutama Pemerintah daerah yang nota bene paling berkepentingan terhadap pengembangan bahasa Madura ?
Kalau hanya membuat langkah strategis tanpa adanya tindakan nyata, itu kan langkah yang paling mudah. Yang terpenting adalah tercipta kesepahaman dan kesepakatan antar elemen yang ada di tengah masyarakat Madura dengan pihak pembuat kebijakan. Dalam pengembangan dan pelestarian bahasa Madura ternyata diperlukan langkah-langkah khusus jika dibandingkan dengan penanganan bahasa daerah lainnya.
Mengapa bisa begitu ?
Hal ini disebabkan para ahli bahasa kurang minat secara bulat terhadap bahasa Madura, plus penutur asli bahasa Madura juga sama kurang berminat. Toh kalau ada elemen yang mempunyai komitmen yang kuat akan memajukan bahasa Madura, ternyata pengetahuan linguistiknya minim. Oleh karenanya menggarap bahasa Madura bukan hanya diperlukan semangat, tetapi juga keilmuan linguistiknya sepadan.