Setelah Inggris pergi, kekuasaan di Sumenep kembali dipegang oleh Belanda. Berbeda dengan Inggris, hubungan antara raja Sumenep dan Belanda tidak cukup baik. Bahkan setelah Raden Saleh Nataadiningrat ditempatkan sebagai adipati di Probolinggo, yang secara pribadi tidak disenanginya, lalu kembali dipindahtugaskan sebagai Adipati Lasem, dan akhirnya diberhentikan oleh Belanda, Sumenep menyusun rencana bersama untuk memerangi Belanda. Pada tanggal 24 April 1830, setelah sempat dipenjara, Raden Saleh Nataadiningrat dan ayahnya tiba di Sumenep, berkumpul dengan Sultan Abdurrahman membicarakan upaya mengangkat senjata bersama melawan Belanda.
Sultan Abdurrahman sebagai panglima, mengangkat putra-putranya menjadi stafnya:
- Pangeran Kusuma-Senaningalaga, yang berpangkat Kolonel sebagai kepala angkatan perang Sumenep. Ia ditunjuk pula sebagai penjaga pintu gerbang utara kota Sumenep. Rumahnya punya keistemewaan berupa gedung bertingkat (loteng), dengan halaman yang sangat luas, sebagai tempat latihan militer.
- Pangeran Kusumasinerangingrana, yang berpangkat Letnan Kolonel, sebagai Komandan Pasukan Infantri. Ia berumah di desa Kapanjin, sebelah timur laut Keraton Sumenep. Ia terkenal dengan sebutan Pangeran Le’nan.
- Pangeran Kusuma Suryaningayuda, berpangkat mayor, ia diangkat sebagai Komandan Pasukan Arteleri (meriam). Rumah tempat tinggalnya di desa Kapanjin, dan disayangkan rumah itu kini telah punah.
- Pangeran Kusuma Candraningprang (Pangeran Langsir), yang berpangkat Mayor, diangkat sebagai Komandan Pasukan Kavaleri (berkuda), rumahnya di desa Kapanjin.
Pada masa kekuasaannya, Sultan Abdurrahman juga kerapkali mengikuti peperangan di luar Sumenep. Peperangan yang melibatkan pasukan Sumenep pada masa Sultan Abdurrahman antara lain:
- Perang Bone di Sulawesi tahun 1825, dengan mengirim sekitar 2000 orang pasukan Sumenep, naik perahu untuk menyelamatkan mertuanya sendiri, adipati di Bone.
- Perang Diponegoro pada tahun 1825-1830.
- Perang Paderi di Sumatra Barat tahun 1825-1830. Sumenep mengirim 2 kompi pasukan infantri di bawah pimpinan Pangeran Kusuma Senaninggala (Pangeran Kornel). Tiga kali berturut-turut Sumenep mengirimkan 2 kompi pasukan yang dipimpin oleh Pangeran Kusuma Suryadingayuda dan 1000 orang pekerja sipil yang dipimpin oleh Pangeran Suryadiputra, juga putra Sultan Sumenep. Dari peperangan itu dapat ditaklukan kembali wilayah Buleleng, Klungkung, dan Karangasem. Dalam peperangan itu Jenderal Michiels tertembak, sehingga meninggal dunia.
- Perang Borneo di Kalimantan pada tahun 1854, Sumenep mengirimkan pasukan elitnya sebanyak 150 orang pasukan Sumenep.[24]
Di dalam suatu periode kekuasaan Sultan Abdurrahman yang cukup panjang, sejatinya banyak perubahan sosial yang terjadi, baik yang dilakukan oleh Sultan Abdurrahman sendiri maupun perubahan karena adanya intervensi Belanda. Namun yang perlu dipahami, dari tahun ke tahun, Belanda selalu berupaya menghilangkan berbagai hak dari penguasa pribumi.[25] Meskipun menurut cerita yang berkembang pada masa Sultan Abdurrahman kesejahteraan Sumenep terjaga, namun tidak menutup kemungkinan bahwa di dalamnya ada upaya-upaya kolonial Belanda untuk masuk dan mempengaruhi kerajaan.
Upaya intervensi Belanda tersebut banyak dilakukan melalui reformasi administratif. Salah satu tindakan pemerintah Belanda adalah mengambil alih monopoli garam. Setelah mengambil monopoli garam dari Inggris, maka Belanda mengadakan reformasi dengan secara langsung mengawasi produksi, berhubungan langsung dengan produsen, dan memonopoli pemasarannya. Keuntungan yang seharusnya jatuh ke tangan para adipati di Madura sangatlah besar. Dalam tahun 1852, harga jual garam lebih dari tiga puluh kali harga belinya. Akan tetapi, kehilangan industri garam tidaklah mengusik para penguasa pribumi karena mereka sebenarnya tidak tahu cara mengambil manfaat dari industri tersebut.26
23 Ibid.
Tulisan bersambung:
- Masa Kejayaan Kerajaan Sumenep Pra Islam
- Raja-raja Sumenep yang Berkuasa Masa Pra Islam
- Peperangan Periode Koloneal di Tanah Sumenep
- Kerajaan Sumenep Masa Periode Islam
- Masa Keemasan Zaman Sultan Abdurrahman
- Pengaruh Islam dalam Sistem Birokrasi Pemerintahan Sumenep
- Hubungan Kerajaan Sumenep dengan Belanda
- Pengawasan VOC Tidak Seketat Madura Barat
- Konflik yang Mengakibatkan Keruntuhan Kerajaan Sumenep