Masa Keemasan Zaman Sultan Abdurrahman

Dalam hal ini penguasa Belanda perlahan mulai memantapkan hak-hak ekonomi mereka dengan memperkuat posisi administratif mereka. Dimulai dari pengambilan hak-hak Bandar di Bangkalan tahun 1847, yang sebelumnya juga dilakukan di Sumenep dan Pamekasan, sampai tuduhan korupsi oleh Belanda ke adipati Pamekasan karena dianggap telah mengambil uang sebesar f 13.092 yang seharusnya dibayarkan kepada para petani di dalem-an, sehingga dipecat dan kemudian oleh Belanda Pamekasan dijadikan kabupaten di bawah pemerintahan Belanda.

Hal serupa sebenarnya juga direncakan kepada Sultan Abdurrahman di Sumenep, namun sampai akhir masa kekuasaannya, Belanda tidak memiliki alasan yang tepat untuk melakukan perubahan seperti itu. Kiranya hal ini menjadi bukti yang menunjukkan posisi kuat kekuasaaan Sumenep di bawah Sultan Abdurrahman. Namun, pada tahun 1854, setelah Sultan Abdurrahman wafat dan diganti oleh Panembahan Noto Kusumo, yang ironi adalah Panembahan Noto Kusumo membiarkan kantor kepatihan (rijksbestierder) diambil alih oleh Belanda, sehingga posisi Sumenep menjadi berada di bawah kontrol Belanda langsung.[27]

Dibandingkan wilayah lain di Madura, Sumenep memiliki nilai lebih di mata Belanda karena memiliki jumlah penduduk yang cukup banyak. Jumlah penduduk yang cukup banyak itu menjadi alasan bahwa Sumenep memiliki faktor penunjang untuk dimanfaatkan dalam upaya untuk mengeruk sumber-sumber ekonomi. Berikut di bawah ini data mengenai keseluruhan populasi di Madura dalam publikasi tahunan Koloniaal Verslag.

Tabel 1 : Perbadingan Populasi

Tahun Sumenep Pamekasan Bangkalan Sampang Total
1816 123.350 18.400 97.890 239.640a
1845 184.408 26.552 84.765 295.726b
1856 204.191 83.257 107.256 994.704c
1857 205.205 81.910 106.490 393.605d
1867 210.218 103.117 212.774 68.83 594.741e

Sumber: aHageman, Eiland Madoera, H-16; bBleeker, “Bijdrage”, hlm. 173-177; cHageman, “Bijdrage”, I, hlm. 327, 328, 343, dPV 1857, Bijlage Lr.A; eVb. 20 Oktober 1869 No.4, “Statistiek der Residentie Madoera 1867”.[28] Tanda abu-abu adalah populasi pada masa kekuasaan Sultan Abdurrahman.

Pada periode kekuasaan Sultan Abdurrahman, terdapat proses pembentukan Barisan atau pasukan prajurit terorganisir. Barisan dibentuk pada tahun 1831. Tentara Barisan merupakan kekuatan militer yang melembaga di dalam masyarakat Madura, termasuk Sumenep. Penduduk sekitar melihat Barisan sebagai suatu sumber kehidupan dan kebanggaan. Prajurit-prajurit Barisan adalah orang-orang terpilih dari desanya dan memperoleh sawah barisan. Mereka dibebaskan dari pelayanan kerja dan pajak-pajak kolonial. Prajurit Barisan ini kemudian menjadi tenaga yang selalu menjadi pilihan dalam suatu pertempuran.

Dalam bekerjasama dengan Belanda, upaya yang dilakukan Sultan Abdurrahman lainnya dalam menyejahterakan rakyatnya adalah dengan menandatangani kontrak yang menghasilkan dibebaskannya secara penuh upeti selama lima tahun. Berbagai upaya yang dilakukannya selama sekitar 43 tahun kepemimpinannya (1811-1854), Sultan Abdurrahman dinilai oleh masyarakat Sumenep hingga kini sebagai pemimpin yang bijaksana dan mampu menjaga kesejahteraan rakyatnya. Sultan Abdurrahman wafat pada tanggal 31 Maret 1854 di usianya yang ke-73 tahun dan dimakamkan di Asta Tinggi berdekatan dengan makam ayahnya (Panembahan Somala) serta para pembesar kerajaan Sumenep lainnya.

______________________

24 Ibid., hal. 142-143.
25 Kuntowijoyo, Radikalisasi Petani Esai-Esai Sejarah, Yogyakarta: Bentang Budaya, 2002 hal. 90.
26 Ibid., hal. 90.
27 Kuntowijoyo, Perubahan Sosial Dalam Masyarakat Agraris Madura 1850-1940, Yogyakarta: Mata Bangsa, 2002, hal. 170.
28 Ibid., hal. 72. [Lontar Madura]

Tulisan bersambung:

  1. Masa Kejayaan Kerajaan Sumenep Pra Islam
  2. Raja-raja Sumenep yang Berkuasa Masa Pra Islam
  3. Peperangan Periode Koloneal di Tanah Sumenep
  4. Kerajaan Sumenep Masa Periode Islam
  5. Masa Keemasan Zaman Sultan Abdurrahman
  6. Pengaruh Islam dalam Sistem Birokrasi Pemerintahan Sumenep
  7. Hubungan Kerajaan Sumenep dengan Belanda
  8. Pengawasan VOC Tidak Seketat Madura Barat
  9. Konflik yang Mengakibatkan Keruntuhan Kerajaan Sumenep

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.