Memang suatu pekerjaan yang berat bagi Raden Bugan, disatu sisi beliau sebagai hamba Sultan Amangkurat II dan disisi lain Sunan Prapen sebagai guru yang patut dihormati dan dijunjung tinggi. Dengan berat hati berangkatlah Raden Bugan ke Girl Kedaton untuk melaksanakan perintah junjungannya dengan membawa tombak pusaka bernma Serang Dayung. Sesampainya di Girl maka diutarakannya maksud serta tujuan yakni atas perintah Amangkurat II agar membujuk dirinya takiuk pada Mataram.
Sunan Prapen menolak keras atas kemauan muridnya, karena sudah menjadi prinsip baginya bahwa tidak akan mau kompromi dengan orang penjajah Belanda termasuk antek-anteknya. Dirinya lebih baik mati daripada harus tunduk, tak ada kamus dalam batinnya untuk kerjasama dengan kaki tangan penjajah. Sunan Prapen mengatakan pada Raden Bugan bahwa dirinya rela dibunuh oleh tangan muridnya tersebut dan kepalanya dibawa ke Mataram. Pada dasarnya Raden Bugan tidak tega akan membunuh gurunya, sampal menangis agar lebih baik gurunya tunduk agar dirinya tidak menanggung dosa.
Tapi kebulatan tekad Sunan Prapen bak batu cadas, dan langsung dirinya rnembersihkan badan terus sholat sunnah, kemudian duduk bersita menunggu tikama tombak Raden Bugan dengan hati pasrah dan lapang. Ketika itu datanglah istri Sunan Prapen mendekap suaminya dan belakang. Sunan Prapen lalu berkata pada Raden Bugan, dirinya slap ditikarn dengan tombak asa tidak mengenaj istrinya. Dengan mata terpejam karena tidaj tega ditusujjanlah tombaknya ke dada Sunan Prapen, namun ternyanta tombak tersebut tembus ke belakang hingga kena pada istri Sunan Prapen.
Maka kedua suami istri tersebut mati secara bersamaan, dan mengetahul bahwa munidnya ingkar janji dengan membunuh istrinya, dan masih sempat berkata bahwa Raden Bugan tidak akan punya putra laki-laki untuk menggantikan tahtanya kelak. Setelah Sunan Prapen meninggal dunia maka kepalanya dipenggal dan dibawa ke Mataram dihaturkan pada Amangku rat II.
Terimakasih atas artikel yang bermanfaat. Jarang sekali info tentang pernikahan adat Madura dibahas oleh orang-orang.
Teruslah berkarya…