Alhasil, arti Mati Ketawa Cara Madura, adalah mati serius yang dijalani gembira dan batin tertawa-tawa. Mati mereka serius, sehingga hidup pun mereka jalani dengan serius, karena kehidupan adalah suku cadang untuk merakit kematian yang sebaik-baiknya. Setetes darah pun mereka hayati dengan penuh keseriusan, dengan penuh prinsip dan pertimbangan nilai yang matang.
Ketika seorang pemuda Madura tergeletak di rumah sakit, diinfus dan membutuhkan sumbangan darah untuk dipompakan ke dalam tubuhnya agar bertahan hidup – ia tetap juga serius untuk memoralkan setiap tetes darah yang akan masuk ke dalam dirinya.
Tatkala darah yang dibawa kepadanya adalah darah salah seorang pamannya, ia menolak keras: “Saya ‘dak sudi dimasuki darah paman saya! Lha wong dia suka maling dan ganggu istri orang. Kalau darah dia mengalir di badan saya, siapa yang kelak akan mempertanggungjawabkan darah itu di depan Tuhan? Darah itulah yang menjadi sumber tenaga dari kekuatan-kekuatan kurang ajar dia, saya ‘dak sudi dibebani kekurangajaran itu. Dan kalau nanti darahnya saya pakai untuk amal, saya ‘dak mau dia yang mendapat pahala!”
Betapa ketawa kematian mereka…..
“Bagus, dan greget! Dan bahasa tulisannya orisinil dan enak dibaca.”