Beban sejarah kedua yang memiliki pengaruh besar bagi beberapa pemimpin lokal Madura lebih tertarik untuk mengadakan kerjasama dengan Belanda dan mau untuk mendirikan negara sendiri dari pada bergabung dengan RI yang ada di Jawa adalah hubungan yang sudah dilakukan keduanya selama itu. Dalam s ejarah ketika mereka konflik dengan penguasa Jawa, maka pemimpin Madura akan memilih alternatif untuk minta bantuan Belanda.
Kerjasama antara Belanda dengan pemimpin Madura salah satunya dapat dilihat pada organisasi militer yang dikenal dengan nama Barisan Madura.Organisasi barisan ini merupakan suatu pasukan militer yang keberadaannya diterima dengan adanya hubungan militer antara penguasa Madura dengan Belanda. Sejarah aliansi militer antara Madura dan Belanda dimulai pada tahun -tahun awal Belanda masuk ke Madura.
Pada saat itu pula kebetulan kerajaan -kerajaan Madura sedang berusaha untuk melepaskan diri dari pengaruh kekuasaan Mataram. Usaha ini mendapat respon positif dan perlindungan dari Belanda. Sebagai gantinya maka kekuatan -kekuatan militer Madura diminta untuk mendampingi Belanda selama menghadapi berbagai pemberontakan, seperti Perang Diponegoro, Perang Bone, Perang Paderi, Perang Bali, dan perang -perang lainnya (Kuntowijoyo, 1988:144).
Atas penghargaan dalam membantu perang ini maka pemerintah kolonial sering memberikan penghargaan kepada sultan dan keluarganya. Bahkan, karena sangat cintanya kepada Belanda beberapa sultan ketika meninggal dunia berwasiat agar jenazahnya ditutupi dengan bendera Belanda (Wiryoprawiro, 1986:29). (Muryadi )
Artikel bersambung;