Menyongsong Percepatan Pembangunan Madura

Berbagai tradisi yang sarat dengan nilai-nilai ke-Islaman tersebut makin terpupuk seiring dengan tumbuh dan berkembangnya lembaga-lembaga pendidikan di Madura. Lembaga-lembaga pendidikan tradisional mulai dari tingkat keluarga, langgar/surau, hingga pesantren sangat menekankan pentingnya penanaman nilai-nilai keagamaan pada setiap anggota masyarakat Madura. Hal tersebut menjadi pilihan sadar karena masyarakat Madura percaya bahwa proses internalisasi ajaran agama, yang kemudian diaktualisasikan dalam bentuk etika pergaulan bermasyarakat, akan mendukung terciptanya harmoni sosial. Di sisi lain, pendidikan agama juga sangat bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan spiritualitas setiap individu dalam masyarakat sekaligus menjadi faktor utama pembentuk karakter atau jati diri masyarakat Madura yang religius.

Karakter masyarakat Madura, selain dipengaruhi oleh nilai-nilai keagamaan, juga dipengaruhi oleh faktor alam. Banyak orang menghubung-hubungkan karakter masyarakat madura yang santun dan hangat tapi juga bisa tegas dan keras, bersahaja tapi juga gigih dan ulet, dengan struktur tanah dan kondisi alam di Madura. Tanah Madura yang kurang subur memang tidak begitu menguntungkan bagi warga masyarakat yang membuka lahan pertanian dan peternakan. Oleh sebab itu, masyarakat petani Madura dipaksa oleh alam untuk senantiasa bekerja keras dengan kreativitas yang tinggi untuk mempertahankan survivalitas mereka.

Kreativitas masyarakat Madura sejak zaman dahulu telah terbukti dapat menghasilkan alternatif-alternatif yang dapat menggerakkan perekonomian di tengah keterbatasan alam, seperti pertanian lahan kering dengan makanan pokok yang disesuaikan dan peternakan sistem paron (ngowan) yang rumit dan tipikal. Kegigihan dalam bekerja keras juga dimiliki oleh masyarakat Madura yang memilih bidang pekerjaan lain di luar pertanian. Sebut saja, misalnya, para nelayan Madura yang terkenal dengan falsafahnya: asapok angen abental ombek (berselimut angin berbantal ombak) yang menunjukkan bahwa mereka pantang berleha-leha dan berputus asa dalam berusaha. Begitu juga dengan para pedagang dan perantaunya yang sudah sangat dikenal keuletan dan kreativitasnya di berbagai pelosok bumi Nusantara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.