Oleh Syaf Anton Wr
Madura, sebongkah gugusan pulau yang terletak di sebelah ujung timur pulau Jawa, banyak menyimpan sejarah. Selain terkenal dengan sebutan pulau garam, kerapan sapi serta masih banyak terdapat legenda-legenda, mitos, serta peradaban budaya ekslusif bila dibandingkan didataran Jawa sendiri. Karena peradaban Madura banyak didukung saat masuknya pendatang dari Cina, Arab, serta pengaruh budaya Hindu. Sehingga membawa dampak positif terhadap kehidupan sosial bagi penduduk asli, yang juga dalam pengaruhnya pada pengembangan bahasa daerah.
Namun satu hal, yang menjadi cirri khas dari pulau tandus ini ialah adat istiadat yang tetap kukuh, meskipun dari segi yang lain, yang telah menjadi rahasia umum, duel dengan bersenjatakan clurit yang disebut Carok. Kadang masih menghantui masyarakat setempat maupun masyarakat luar pulau Madura.Secara geografis bentuk pulau yang memanjang dari arah barat dan timur itu mempunya luas 4.500 km2 yang dipisahkan oleh selat Madura dari pulau Jawa. Pulau Madura terbagi 4 kabupaten: Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep.
Dengan berpusat pembantu Gubernur di Pamekasan. Pada sensus 1980, penduduk pulau Madura telah mencapai 3 juta jiwa. Dapat dibayangkan berapa juta jiwa pada tahun ini yang bermukim di pulau kecil ini. Dengan membanjirnya masyarakat luar Madura yang mencoba mengais rejeki di Madura.Meski demikian, telah menjadi kebiasaan bagi orang Madura, justru tertarik meninggalkan daerahnya untuk mencari penghidupan ke pulau Jawa. Khusus di wilayah Jawa Timur yang bertebaran di wilayah pesisir, perkebunan atau perkotaan. Jadi tidak heran, setiap wilayah di Jawa Timur hampir dipastikan akan terdapat orang Madura.
Meski eksodus untuk menyambung hidup, orang Madura tetap mempertahankan budaya Madura, itulah prinsip orang Madura di tanah rantau. Sementara yang masih tinggal di tanah asal sebagian besar banyak menggeluti dan menekuni pelayaran. Perikanan, dan pertanian. Sedang dalam bidang perdagangan lebih banyak yang berhasil menjajaki kota-kota besar pulau jawa.